Jakarta -
Eks Menteri ESDM Sudirman Said melayat ke rumah duka Ekonom UI Faisal Basri. Sudirman mengenang dirinya dan Faisal pernah terlibat dalam Tim Pemberantasan Mafia Migas.
"Kita kehilangan besar karena saya bersama beliau dari tahun sebelum reformasi lah tahun 96, 97 tidak pernah renggang sedikitpun, dan kebetulan beliau bersedia menjadi ketua tim reformasi tata kelola migas, yang dikenal dengan tim pemberantasan mafia migas," kata Sudirman di lokasi, Kamis (5/9/2024).
"Dan karena kredibilitas Bang Faisal maka pada waktu itu banyak sekali orang-orang ahli yang sign up acung tangan bergabung dalam tim. Ada Ahli upstream, ahli kilang, ahli hukum ekonomi dan tim itu sukses besar karena 12 rekomendasi yang diberikan memang kita jalankan termasuk di antaranya membubarkan petral yang menghasilkan efisiensi luar biasa bagi Pertamina," tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman menyebut Faisal adalah sosok yang tak lelah menyuarakan kebenaran. Dia turut mendoakan Faisal agar tenang di akhirat.
"Jadi sejak dulu bang Faisal tidak pernah berhenti berjuang menyuarakan kebenaran sampai akhir hayat beliau terus memberikan pendidikan pada masyarakat tentang keadaan tentang bagaimana seharusnya, jadi kita doakan mudah-mudahan Khusnul khotimah meninggalkan ilmu yang bermanfaat dan putra-putri yang soleh dan solehah," katanya.
Lebih lanjut, dia juga menyebut Faisal adalah pribadi yang tak mudah menerima tawaran jabatan.
"Saya kira itu memang sikap beliau (tak gabung pemerintahan), tidak ingin kehilangan independensi, karena bagaimanapun masuk dalam struktur pasti ada tata krama yang membuat kita tidak sebebas kita di luar, tetapi bukan berarti tidak peduli pada kegiatan politik, misalnya beliau adalah pendiri partai amanat nasional, terus sempat maju sebagai sebagai cagub, jadi untuk posisi-posisi yang elected beliau punya perhatian, punya minat, tapi untuk yang ditunjuk sejak dulu diminta jadi apapun termasuk menjadi dirjen pajak, itu beliau tidak menerima tawaran-tawaran itu," kayanya.
"Karena itu saya kira negeri ini perlu orang-orang seperti itu, yang terus menyuarakan hati nurani masyarakat dari posisi yang bebas," tambahnya.
Berdasarkan informasi yang diterima, Faisal Basri meninggal dunia pada pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
Faisal sempat dirawat di rumah sakit selama dua hari sebelum meninggal karena serangan jantung.
"Dan sempat dirawat di RS, mungkin Allah berkehendak lain, memang beliau punya masalah dengan jantung dan diabetes. Walaupun ke kantor tidak lupa bawa obat dan sebagainya dan menjaga betul buat makanan, begitu," kata Tauhid Ahmad kepada wartawan, Kamis (5/9/2024).
"Sempat dirawat dua hari di RS Mayapada, nggak jauh dari kediaman rumah beliau," tambahnya.
(azh/idn)