Liputan6.com, Jakarta - Pembunuhan Charlie Kirk, seorang aktivis pendiri Turning Point USA dan pendukung Donald Trump, sebuah organisasi pemuda sayap kanan yang dikenal mempromosikan politik konservatif, berimbas pada citra Siwon Super Junior. Tagar Siwon Out bergema di media sosial sebagai tuntutan agar ia keluar dari grup yang membesarkan namanya.
Hal itu terjadi karena Siwon mengunggah ungkapan duka cita dan menunjukkan dukungan bagi Kirk dan keluarganya lewat media sosial pribadinya. Tindakan Siwon memicu gelombang kritik karena Kirk semasa hidup dikenal sebagai penyebar ideologi rasis, seksis, homofobik, dan transfobik di media sosial dan berbagai acara tatap muka.
Tak terima dikritik kanan kiri, Siwon kemudian membagikan pesan di platform obrolan penggemar yang menjelaskan sudut pandangnya dan mencoba membenarkan unggahannya.
"Saya ingin menjelaskan karena banyak pembicaraan tentang unggahan saya yang berkaitan dengan duka cita atas kematian Charlie Kirk. Ia adalah seorang Kristen, kepala keluarga, dan seorang suami. Terlepas dari situasinya, fakta bahwa ia kehilangan nyawanya dalam penembakan saat memberikan kuliah di depan banyak mahasiswa merupakan tragedi yang memilukan, melampaui segala pandangan politik. Itulah sebabnya saya berduka atas kepergiannya," tulis Siwon, dikutip dari Koreaboo, Minggu (14/9/2025).
Penjelasan Siwon Tak Redakan Kritik Warganet
Masih dalam pernyataan yang sama, Siwon mengklaim pesannya ditafsirkan berbeda oleh media dan pihak lain. Tak ingin berkepanjangan, ia memutuskan menghapus unggahan duka cita tersebut.
Namun, penjelasan Siwon tak mampu meredakan kritik publik. Banyak yang menganggap itu sebagai indikasi Siwon memahami sudut pandang Kirk dan kurangnya kepedulian pada masalah tersebut.
"Orang-orang yang meninggal di Gaza juga seorang kepala keluarga, suami, dan umat Kristiani, tidak semuanya muslim. Buka matamu @siwonchoi. Gereja juga hancur karena bom. Mereka juga manusia... Kau merusak hariku, aku akan berikan gelombang hitam besok," tulis seorang warganet.
Insiden itu terjadi jelang konser perayaan 20 tahun Super Junior. Sejumlah penggemar menilai tindakan Siwon merusak reputasi grup yang telah bertahan selama dua dekade. Penggemar kemudian mendesak ia mundur dari grup agar skandalnya tidak terus berimbas pada Super Junior.
Video Diabaikan Lee Teuk Jadi Viral
Menyusul insiden tersebut, sebuah video yang merekam interaksi antara Siwon dan leader Suju, Lee Teuk, menjadi viral. Video itu direkam saat mereka hendak berangkat ke Jakarta dari Bandara Internasional Incheon.
Siwon yang mengenakan kaus merah terlihat mendekati Lee Teuk yang mengenakan busana hitam-hitam. Sembari memeluk pinggang sang leader, Siwon seperti menyampaikan sesuatu. Ekspresi Lee Teuk jadi sorotan karena ia terlihat memasang wajah datar saat didekati.
Lee Teuk bahkan pada satu momen berusaha menjauhi Siwon yang terus mendekat. Siwon kemudian beralih berbicara pada orang lain sebelum mereka berjalan mengarah menuju ke area dalam bandara.
"Leeteuk kesal… kawan, anggota kalian sendiri marah, bukankah itu tanda untuk pergi???? #SIWON_OUT," komentar seorang warganet menanggapi video yang viral.
Pembunuh Charlie Kirk Ditangkap
Menyusul pembunuhan aktivis sayap kanan Charlie Kirk, seorang pria berusia 22 tahun asal Utah, Amerika Serikat, ditangkap atas dugaan pembunuhan yang terjadi di Universitas Utah Valley pada Rabu, 10 September 2025. Pelaku adalah Tyler Robinson.
Ia menyerahkan diri pada Kamis malam, 11 September 2025, setelah perburuan selama 33 jam. Penangkapan itu terjadi berkat bujukan sang ayah yang meminta anaknya untuk tidak mengakhiri hidup.
"Dia sempat mengatakan, lebih memilih bunuh diri daripada ditangkap," ujar polisi dalam konferensi pers, dikutip dari laman BBC, Sabtu, 13 September 2025, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.
Sang ayah kemudian meminta bantuan seorang pendeta muda yang juga teman keluarga. Pendeta itu menghubungi US Marshals hingga Robinson berhasil diamankan sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Kabar penangkapan Robinson pertama kali diumumkan Presiden Donald Trump, yang menyerukan agar pelaku dijatuhi hukuman mati.