Tangerang -
Awak kabin dituntut harus tangkas melayani kebutuhan penumpang di udara. Tak hanya itu, mereka juga ternyata wajib bisa bertindak cepat di air.
detikcom berkesempatan mengunjungi komplek perkantoran Lion Group di Balaraja, Kabupaten Tangerang, pada Senin (9/9/2024). Di sana, kami diajak mampir melihat berbagai pelatihan pramugari dan pramugara di Lion Group Training Center (LGTC).
Salah satu yang kami saksikan adalah praktik evakuasi awak kabin yang dilakukan di air. Saat kami berkunjung, para awak kabin terlihat tengah dibimbing dan diberi instruksi oleh para instruktur senior terkait praktik-praktik simulasi penyelamatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam simulasi ini, mereka terlebih dahulu melakukan pemanasan. Setelah itu, para kru memasuki sesi pemasangan kanopi di perahu karet evakuasi. Pemasangan kanopi tersebut dikhususkan untuk evakuasi di malam hari. Adanya kanopi di atas perahu karet dapat menangkal angin malam yang dingin, sehingga kondisi para penumpang bisa agak hangat.
Adapun perahu karet evakuasi tersebut dapat menampung puluhan orang sekaligus. Perahu ini siap sedia di setiap pesawat dan akan digunakan jika terjadi kegentingan ataupun jika dibutuhkan.
Kemudian, para awak kabin pun diinstruksikan melakukan teknik evakuasi di dalam air. Tetapi sebelumnya, mereka diwajibkan menggunakan pelampung terlebih dulu. Dari mockup pesawat Boeing 737 di tepi kolam, para pramugari dan pramugara terjun ke air.
Di dalam air, mereka pun diberi beberapa simulasi penanganan. Seperti misalnya cara menaiki perahu evakuasi, turun dari perahu, hingga mengusir hewan buas semisal ada hiu.
Awak kabin Lion Group yang tengah melakukan pelatihan evakuasi di air. (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Pasalnya, dalam kondisi krisis, para penumpang dan awak kabin tak bisa memilih tempat mendarat. Bisa saja mereka mendarat di laut lepas. Tentunya, ketangkasan awak kabin di air pun juga dibutuhkan, tak kalah ketangkasannya di udara.
Sesi pelatihan evakuasi di air tersebut adalah salah satu pelatihan yang wajib dilakukan para kru kabin di Lion Group. Selain itu, setiap 12 bulan sekali para pramugari atau pramugara juga diwajibkan mengikuti praktik itu lagi. Hal itu disebut agar para kru selalu ingat terkait metode evakuasi dan siap siaga di setiap perjalanannya.
"Melalui pelatihan yang komprehensif ini, Lion Air Group memastikan bahwa setiap pramugari dan pramugara siap memberikan pelayanan prima dengan sepenuh hati," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Group, Danang Mandala Prihantoro, kepada detikcom.
Di sisi lain, salah satu awak kabin yang baru bergabung, Chreisna Bayu, mengaku terkejut dengan tugas dan tanggung jawab yang berat yang dimiliki para kru penerbangan.Tak hanya tampil rupawan, mereka juga dituntut mampu melayani hingga paham teknik evakuasi.
"Semakin kita mempelajari tentang safety semakin takut kita, tapi merasa semakin aman juga gitu. Jadi knowledge sama yang kita dapati di sini itu sudah terlatih dan udah bisa kita terapkan," ujar Chreisna, dalam sesi wawancara.
(wkn/fem)