Liputan6.com, Jakarta Memilih susu formula yang tepat bagi bayi adalah langkah krusial dalam mendukung tumbuh kembangnya. Namun, tidak semua bayi cocok dengan jenis susu formula tertentu, sehingga penting bagi orang tua untuk mengenali tanda bayi tidak cocok susu formula.
Ketidakcocokan ini dapat memicu berbagai gejala, mulai dari gangguan pencernaan hingga masalah kulit dan pernapasan yang mengganggu kenyamanan si Kecil. Oleh karena itu, observasi cermat dan tindakan cepat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Orang tua perlu memahami perbedaan antara alergi susu formula dan intoleransi laktosa, karena keduanya memiliki penanganan yang berbeda. Mengenali tanda bayi tidak cocok susu formula sejak dini sangat penting untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan si kecil. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (5/9/2025).
Pengertian Ketidakcocokan Susu Formula pada Bayi
Ketidakcocokan susu formula pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk alergi, intoleransi, atau sensitivitas terhadap komponen tertentu dalam susu. Penting untuk membedakan antara alergi susu dan intoleransi susu karena mekanisme dan penanganannya berbeda. Alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi terhadap protein dalam susu sapi, seperti kasein dan whey.
Sementara itu, intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh bayi kekurangan enzim laktase yang diperlukan untuk mencerna laktosa, yaitu gula alami dalam susu. Gejalanya meliputi diare, perut kembung, mual, dan sering buang angin.
Selain protein dan laktosa, beberapa bayi mungkin sensitif terhadap komponen lain dalam susu formula, seperti zat aditif atau pengawet. Sensitivitas ini dapat menyebabkan gejala seperti kolik, gumoh berlebihan, atau gangguan tidur. Meskipun tidak selalu berbahaya, sensitivitas ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi dan kekhawatiran bagi orang tua.
Tanda-Tanda Umum Bayi Tidak Cocok Susu Formula
Mengenali tanda bayi tidak cocok susu formula sangat penting bagi orang tua untuk segera mengambil tindakan yang tepat. Gejala-gejala ini bisa bervariasi dan muncul dalam waktu yang berbeda setelah konsumsi susu formula. Gejala umumnya muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi susu formula.
Beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai meliputi masalah pencernaan, reaksi kulit, hingga perubahan perilaku. Observasi cermat terhadap respons bayi setelah pemberian susu formula dapat membantu orang tua mengidentifikasi dini ketidakcocokan ini melansir dari kidshealth.org .
- Masalah Pencernaan: Bayi dapat mengalami sakit perut, muntah, kolik, diare, konstipasi, hingga buang air besar berdarah atau berlendir. Feses bayi bisa cair, berwarna hijau, dan berbusa, menunjukkan adanya masalah penyerapan nutrisi.
- Reaksi Kulit: Munculnya ruam merah dan gatal, biduran, atau pembengkakan pada bibir, wajah, dan sekitar mata adalah indikator. Eksim (dermatitis atopik) juga bisa muncul atau memburuk akibat alergi.
- Perubahan Perilaku: Bayi menjadi lebih rewel dan gelisah berlebihan, terutama setelah minum susu. Mereka mungkin terus menangis dan rewel tanpa sebab yang jelas, menandakan ketidaknyamanan yang dirasakan.
- Gangguan Pernapasan: Meskipun jarang, alergi susu sapi dapat menyebabkan gejala pernapasan seperti hidung meler atau tersumbat terus-menerus, mengi (suara napas berbunyi), dan batuk kronis yang persisten.
- Berat Badan Tidak Bertambah: Ketidakcocokan susu formula dapat memengaruhi penyerapan nutrisi, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan dan berat badan bayi. Berat badan bayi bisa tidak bertambah sesuai kurva pertumbuhan atau bahkan mengalami penurunan.
- Gumoh Berlebihan: Semua bayi bisa gumoh, namun jika gumoh terjadi lebih dari 2 sendok makan setiap kali minum susu formula, ini bisa menjadi tanda bayi tidak cocok susu formula. Ini menunjukkan sistem pencernaan bayi tidak dapat memproses susu dengan baik.
- Sulit Tidur: Ketidaknyamanan akibat masalah pencernaan atau gejala lain dapat membuat bayi sulit tidur atau sering terbangun di malam hari. Kondisi ini bisa sangat mengganggu kualitas tidur bayi dan orang tua.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Orang tua harus segera menghubungi dokter anak jika bayi menunjukkan tanda bayi tidak cocok susu formula yang persisten atau memburuk. Gejala-gejala tertentu memerlukan perhatian medis segera, di antaranya:
- muntah proyektil
- diare kronis
- sembelit parah
- perut kembung
- ruam kulit
- eksim
- gatal-gatal
- rewel terus-menerus
- sulit tidur
- BAB berdarah/berlendir
- pertumbuhan terhambat harus segera ditindaklanjuti dengan konsultasi dokter spesialis anak (DSA).
Dokter akan membantu mengidentifikasi penyebab ketidakcocokan, apakah itu alergi protein susu sapi, intoleransi laktosa, atau sensitivitas terhadap komponen lain. Diagnosis yang tepat sangat penting karena penanganan akan berbeda tergantung pada penyebabnya. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan bayi dan keluarga, serta menyarankan tes tambahan jika diperlukan.
Dalam kasus reaksi alergi yang parah seperti anafilaksis (kesulitan bernapas, pembengkakan wajah atau tenggorokan, penurunan kesadaran), segera cari bantuan medis darurat. Observasi cermat dan tindakan cepat dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang sesuai untuk tumbuh kembangnya.
Cara Mengatasi Alergi Susu Formula pada Bayi
Mengatasi alergi susu formula pada bayi memerlukan pendekatan yang hati-hati dan seringkali melibatkan perubahan jenis susu formula. Langkah pertama dan terpenting adalah berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rekomendasi penanganan yang sesuai.
Dokter akan membantu menentukan apakah bayi mengalami alergi protein susu sapi atau intoleransi laktosa, karena penanganannya berbeda. Berikut adalah beberapa cara mengatasi alergi susu formula pada bayi yang dapat direkomendasikan:
Hindari Susu Formula Berbasis Susu Sapi: Jika bayi didiagnosis alergi protein susu sapi, dokter akan merekomendasikan untuk menghentikan pemberian susu formula berbasis susu sapi. Ini adalah langkah fundamental untuk mencegah reaksi alergi lebih lanjut.
Ganti dengan Susu Formula Terhidrolisa Ekstensif: Untuk alergi protein susu sapi, susu formula terhidrolisa ekstensif (extensively hydrolyzed formula) adalah pilihan pertama. Protein dalam susu ini sudah dipecah menjadi bagian yang sangat kecil sehingga tidak dikenali sebagai alergen oleh sistem kekebalan tubuh ...