Jakarta -
Pemerintah tengah mendorong pengurangan emisi menuju net zero emission (NZE) 2060. Salah satunya, dengan menggeber penggunaan kendaraan listrik.
Perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai layanan, seperti Transportasi, Grab menambah 1.000 unit mobil listrik. Dengan begitu, total kendaraan berbasis listrik yang dimiliki Grab berjumlah 11.000 unit.
"Grab sebagai pelopor dan operator kendaraan listrik kembali memperkuat komitmen untuk meluncurkan tambahan lebih dari 1.000 unit grab car elektrik yang akan terealisasi sepenuhnya akhir tahun 2024," kata Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi dalam acara 'Percaya Indonesia Merdeka dari polusi', di Ancol, Jakarta Utara, Senin (26/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, lebih dari 10.000 armada listrik roda dua dan empat yang telah dioperasikan berhasil mengurangi 26.000 ton emisi karbon. Dalam hal ini, setara penghematan lebih dari 11 juta liter bahan bakar.
Di sisi lain, dengan menjadi mitra Grab dapat memberikan jam kerja yang fleksibel sehingga dapat penghasilan tambahan.
"Kami percaya fleksibilitas jam kerja adalah kunci menciptakan peluang ekonomi yang memungkinkan siapa saja tanpa memandang latar belakang untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dengan adanya program tersebut dapat bertambah pengguna kendaraan listrik di Indonesia. Dengan begitu, membentuk industri baru, seperti bengkel hingga charging system.
Selain berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, pemasukan pengendara dapat lebih banyak, misalnya untuk biaya sewa mobil listrik Rp 300.000. Apabila sehari dapat penghasilan Rp 700.000, pengemudi meraih penghasilan Rp 400.000.
"Jadi, tadi disampaikan Rp 300.000 ribu untuk sewa mobil, bahan-bahan, baterai listrik. Jadi, kalau mereka bisa dapat Rp 700 ribu, berarti mereka dapat Rp 400 ribu. Berarti mereka dapat Rp 12 juta satu bulan," ujar Budi.
Untuk itu, pihaknya mengapresiasi program tersebut. Apalagi gerakan menggunakan kendaraan listrik tidak mudah dilakukan dan perlu sinergi pihak lainnya.
"Bagi pemerintah penting dilakukan karena gerakan EV tidak mudah. Oleh karenanya kita membebankan di pundak kendaraan komersial, untuk membuat satu jumlah populasi tertentu. Jadi saya minta tolong laksanakan dengan baik," jelasnya.
(ara/ara)