Jakarta -
Sejak awal tahun 1990-an, telah terjadi peningkatan insiden kanker di kalangan orang dewasa yang berusia di bawah 50 tahun. Hal ini khususnya memengaruhi negara-negara berpendapatan tinggi, yang angka atau kasusnya tampak meningkat dalam kelompok muda.
Adapun salah satu jenis kanker yang mengalami peningkatan di usia muda adalah kanker kolorektal atau kanker usus besar.
Spesialis onkologi dan Associate Professor Kedokteran di Harvard Medical School, Kimmie Ng mengatakan insiden kanker kolorektal di dunia telah meningkat sebesar 2 hingga 3 persen per tahun pada orang muda atau di bawah usia 50 tahun sejak pertengahan 1990-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ini tampaknya menjadi fenomena global. Hal ini tampaknya paling menonjol di negara-negara dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini tampaknya paling menonjol di antara orang kulit putih non-Hispanik, tetapi hal ini memengaruhi setiap ras dan etnis yang datanya kami miliki," ucapnya dikutip dari The Health Foundation, Jumat (13/9/2024).
"Jadi, meskipun tidak ada data yang dipublikasikan secara khusus tentang tingkat peningkatan dan apakah itu memengaruhi populasi anak-anak, setidaknya secara anekdot saya telah melihat beberapa anak dengan kanker kolorektal," kata Kimmie.
Kimmie mengatakan peningkatan kasus kanker di usia muda kemungkinan berkaitan dengan kelompok kelahiran. Mengacu pada penelitian terbaru, ia menyebut bahwa pasien yang lahir pada generasi X memiliki tingkat kanker yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang lahir pada generasi baby boomer.
Sejumlah ilmuwan mengungkapkan obesitas sebagai salah satu faktor risiko kanker usus besar. Sementara menurut Kimmie, obesitas tak selalu menjadi biang keroknya.
Berdasarkan pengalaman Kimmie, tak sedikit anak muda yang mengidap kanker usus besar tanpa mengalami obesitas, bahkan beberapa dari pasiennya menjalani gaya hidup sehat.
"Kami pikir itu mungkin sesuatu di lingkungan, entah itu terkait dengan pola makan, entah itu terkait dengan gaya hidup, entah itu sesuatu, sekali lagi, hanya di dunia luar tempat kita tinggal," imbuh Kimmie.
"Karena efek kelompok kelahiran ini yang kita lihat itu benar-benar memengaruhi generasi, kami pikir itu terkait dengan beberapa paparan lingkungan baru-baru ini. Kami juga percaya bahwa paparan lingkungan ini kemungkinan besar terjadi sepanjang hidup," ucap Kimmie.
"Jadi, itu adalah paparan mungkin di awal kehidupan, mungkin bahkan sedini saat seseorang masih dalam kandungan atau saat bayi yang mungkin menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap kanker di kemudian hari ketika mereka dewasa muda," sambungnya lagi.
Meskipun demikian, faktor-faktor tersebut, kata Kimmie, sampai saat ini masih diselidiki dan memerlukan penelitian lebih lanjut. " Namun, mungkin ada beberapa hal yang terkait dengan pola makan, seperti meningkatnya konsumsi makanan olahan dan menurunnya kualitas pola makan dari generasi ke generasi, yang mungkin menjadi penyebabnya."
"Namun, bisa juga karena udara atau zat kimia yang kita konsumsi sehari-hari, jadi semua hal tersebut masih diselidiki," lanjutnya.
baca juga
(suc/naf)