Jakarta -
PT Yakult Indonesia Persada menyumbang 143 tempat sampah kepada 15 hingga 20 bank sampah yang dibina oleh Bank Sampah Induk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mulur, Sukoharjo, Jawa Tengah. Pemberian tempat sampah ini ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada warga Desa Mulur yang dinilai aktif melakukan pemilahan sampah.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur Yakult Indonesia, Hiroshi Kawaguchi mengungkapkan keinginan perusahaan untuk turut aktif berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan bumi. Salah satunya adalah menyediakan tempat sampah untuk memudahkan masyarakat Desa Mulur dalam melakukan pemilahan serta pengolahan sampah.
"Dengan tempat sampah ini, diharapkan warga dapat memilah sampahnya. Menurut saya, memilah sampah adalah langkah pertama dalam menangani masalah sampah di Indonesia. Karena sampah yang sudah dipilah, akan lebih mudah untuk dikumpulkan dan efektif saat daur ulang," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (15/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komitmen Yakult Indonesia terhadap pengelolaan sampah di Indonesia dinilai terlihat dari upayanya dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Sejak 2021 lalu, Yakult Indonesia telah melakukan penarikan sampah plastik produk seperti kemasan plastik, botol, dan tutup botol secara bertahap di sejumlah daerah di Indonesia.
Saat ini, kegiatan penarikan sampah kemasan Yakult dari pelanggan dilakukan langsung oleh tim internal Yakult. Meski begitu, Yakult menyebut memiliki rencana untuk memperluas kerja sama dengan pihak eksternal agar dapat mencapai target penarikan sampah kemasan sebesar 30 persen dari angka penjualan di 2029.
"Untuk mengurangi jumlah sampah sebanyak mungkin, Yakult Indonesia mengumpulkan sampah yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan seperti botol Yakult yang sudah kosong. Sampah akan didaur ulang dan digunakan untuk banyak hal. Motivasi kami adalah menjadikan kota yang kita tinggali menjadi bersih dan bebas sampah," lanjut Kawaguchi.
Sementara itu, Manajer Operasional Bank Sampah Induk BUMDes Mulur Arnisya Frisiliani, mengucapkan rasa terima kasihnya atas pemberian tempat sampah yang menjadi bagian penting dalam proses pengelolaan sampah di Desa Mulur.
"Kami sebagai bank sampah induk mengucapkan terima kasih atas dukungannya yang luar biasa dalam mensupport kegiatan para pegiat lingkungan seperti kami. Harapannya, bantuan ini bisa memotivasi bank sampah unit lainnya untuk tetap giat dalam menjaga kelestarian lingkungan di Desa Mulur," ucapnya.
Mereka tidak hanya melakukan pengumpulan sampah tetapi juga pemilahan sampai ke daur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Menurut Arnisya, setiap harinya terdapat 1 ton sampah organik dan anorganik yang dikelola seluruh bank sampah di Desa Mulur.
Dari pengelolaan tersebut, sampah diubah menjadi barang seperti bingkisan, pupuk organik, dan parfum. Sementara sampah plastik yang termasuk sampah botol Yakult dikelola menjadi bros, tempat pensil, hanger pakaian, nampan, hingga kursi.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vinda Damayanti Ansjar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo Agus Suprapto, dan tamu undangan lainnya.
Kegiatan perawatan lingkungan oleh Yakult Indonesia dinilai sebagai bentuk penerapan slogan Yakult Group di seluruh dunia yaitu 'Menyehatkan Bumi dan Manusia'. Yakult percaya jika masa depan dunia perlu dijaga dengan mengedukasikan pentingnya menjaga kesehatan bersamaan dengan meningkatnya aktivitas merawat bumi.
(prf/ega)