Jakarta (ANTARA) - Panglima Angkatan Bersenjata Australia (ADF) Laksamana David Johnston menyatakan bahwa negaranya terbuka untuk opsi bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam rangka menjaga perdamaian Gaza.
Pernyataan tersebut disampaikan Laksamana Johnston dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, menanggapi pertanyaan wartawan terkait komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menempatkan 20.000 pasukan perdamaian di daerah konflik, termasuk Gaza.
“Saya rasa ini masih terlalu dini. Ada begitu banyak kemungkinan, akan menyesatkan jika saya menyebutkan atau menolak salah satu opsi tertentu, tetapi saya pikir banyak negara akan bekerja sama,” katanya.
Johnston menyampaikan bahwa pertemuan para pemimpin dunia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Sharm el-Sheikh untuk Perdamaian Gaza di Mesir, baru saja berlangsung dan perencanaan awal untuk perdamaian Gaza baru dimulai.
Dia juga menilai bahwa pengaturan yang akan terbentuk antara Israel dan Otoritas Palestina juga masih belum begitu jelas, sehingga masih terlalu dini untuk membicarakan mengenai keterlibatan militer Australia sebagai pasukan perdamaian di wilayah itu.
Kendati demikian, dirinya menekankan bahwa Australia ikut serta dalam tahap awal perencanaan di Gaza, guna memahami kemungkinan yang mungkin berkembang dan jenis kontribusi apa yang dapat diberikan.
“Saya akan memastikan kami terus berdialog dengan TNI dan saling berbagi pandangan tentang apa yang mungkin dilakukan Indonesia dan apa yang mungkin dilakukan Australia. Jika kemungkinan-kemungkinan itu dapat berjalan selaras, tentu akan sangat baik bagi kedua negara,” ucapnya.
Adapun Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyatakan kesiapan Indonesia mengambil peran lebih besar dalam upaya menjaga perdamaian dunia.
Presiden Prabowo menyebut bahwa Indonesia pada saat ini merupakan salah satu penyumbang terbanyak jumlah Pasukan Penjaga Perdamaian Dunia dan menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengerahkan 20 ribu personel, bahkan lebih, untuk ditempatkan sebagai penjaga perdamaian di titik-titik konflik.
"Ketika Dewan Keamanan dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20 ribu atau bahkan lebih, putra-putri kami untuk mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun ketika perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap," kata Prabowo.
Baca juga: KTT Gaza, Presiden Prabowo perintahkan TNI siapkan pasukan perdamaian
Baca juga: RI perlu dorong mandat PBB untuk kerahkan pasukan perdamaian di Gaza
Baca juga: TNI siap kirim pasukan perdamaian ke Ukraina dan Gaza
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.