Liputan6.com, Jakarta Kedatangan Alexander Isak ke Liverpool seharusnya menjadi awal baru yang penuh harapan. Namun, hingga kini, striker asal Swedia itu justru kesulitan menunjukkan performa terbaiknya di Anfield.
Legenda Inggris, Alan Shearer, pun tak segan melontarkan kritik tajam terhadap sang penyerang.
Isak bergabung dengan Liverpool pada bursa transfer musim panas lalu dengan biaya fantastis mencapai £125 juta (sekitar Rp2,7 triliun), menjadikannya salah satu transfer termahal dalam sejarah sepak bola Inggris.
Transfer itu juga menandai akhir dari drama panjang antara Isak dan Newcastle United.
Drama Transfer Penuh Kontroversi
Hubungan Isak dengan Newcastle sebenarnya terlihat baik-baik saja di akhir musim lalu. Namun situasi berubah drastis ketika Liverpool menunjukkan minat serius. Di balik layar, Isak disebut merasa kecewa karena klub gagal memenuhi beberapa janji yang sebelumnya disepakati.
Ketegangan pun memuncak saat sang pemain memilih berlatih terpisah dari tim utama asuhan Eddie Howe. Tak lama kemudian, Isak mengunggah pernyataan mengejutkan di media sosial, menuding pihak klub telah melanggar kesepakatan internal.
Situasi itu membuat Newcastle tak punya banyak pilihan selain melepas sang bintang. Liverpool akhirnya datang sebagai penyelamat — sekaligus pemenang dari salah satu saga transfer paling panas musim panas ini.
Lesu di Awal Musim Bersama Liverpool
Dengan torehan 62 gol dan 11 assist dalam 109 penampilan untuk Newcastle, ekspektasi terhadap Isak di Liverpool begitu tinggi. Namun sejauh ini, performanya jauh dari harapan.
Satu-satunya gol yang ia ciptakan hanyalah saat Liverpool menang tipis 2-1 atas Southampton di ajang Carabao Cup bulan lalu.
Dalam tiga laga Premier League yang sudah dijalani, Isak belum sekali pun mencatatkan namanya di papan skor. Kondisi itu membuat banyak pihak mulai mempertanyakan apakah transfer mahal tersebut sepadan.
Situasi Isak Semakin Buruk
Alan Shearer, legenda Newcastle sekaligus salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Inggris, menilai bahwa keputusan pindah ke Liverpool justru memperburuk situasi Isak.
“Ini jelas bukan awal musim yang diinginkan Isak,” kata Shearer dalam wawancaranya dengan Betfair.
“Situasi di Newcastle membuatnya tidak berlatih atau bermain, jadi wajar kalau dia belum bisa tampil maksimal di Liverpool. Tapi jika dilihat sekarang, semua tampak tidak berjalan sesuai rencana.”
Shearer juga menyoroti performa buruk Isak di tim nasional Swedia. Bersama lini depan yang sebenarnya menjanjikan — berduet dengan Viktor Gyökeres dan Anthony Elanga, Swedia justru terpuruk di dasar klasemen Grup B kualifikasi Piala Dunia.
“Mereka tidak mencetak gol dan kini berada di posisi buncit grup. Dengan kualitas seperti itu, hasilnya jelas mengecewakan. Musim panas ini benar-benar tidak membantu Isak,” tambah Shearer.
Swedia Terpuruk, Isak Kehilangan Sentuhan
Selain gagal bersinar di level klub, Isak juga tampil melempem di pentas internasional. Ia hanya bermain 20 menit dalam kekalahan 0-2 Swedia dari Kosovo bulan lalu, lalu gagal memberi dampak saat negaranya kembali tumbang 0-2 dari Swiss dan 0-1 dari Kosovo di dua laga berikutnya.
Hasil buruk tersebut membuat Swedia kini hampir pasti gagal lolos ke Piala Dunia 2026, sekaligus memicu pemecatan pelatih kepala Jon Dahl Tomasson.
Dengan semua tekanan itu, Alexander Isak kini menghadapi tantangan besar: membuktikan bahwa transfer megahnya ke Liverpool bukan sekadar buang-buang uang. Jika tak segera bangkit, bukan tak mungkin ia akan menjadi salah satu rekrutan termahal yang gagal dalam sejarah Premier League.
Sumber: Betfair