Liputan6.com, Jakarta Perubahan formasi yang dilakukan Massimiliano Allegri mulai memberi warna baru bagi AC Milan. Dari yang biasanya mengandalkan pola empat bek, sang pelatih kini lebih sering menurunkan tiga bek tengah dalam skema 3-5-2. Menariknya, sistem ini tampak memberi keuntungan khusus bagi Strahinja Pavlovic.
Menurut laporan MilanNews, kehadiran formasi anyar memang memunculkan keraguan. Ada yang menilai tak mudah bagi Allegri menampung para pemain bintang dalam pola tiga bek. Namun, di sisi lain, justru ada pemain-pemain tertentu yang semakin bersinar berkat sistem ini. Pavlovic menjadi salah satunya.
Di tengah perubahan itu, Milan menemukan keseimbangan baru. Performa Pavlovic terlihat lebih meyakinkan, sementara kehadiran Alexis Saelemaekers di sisi lapangan memberi fleksibilitas. Kini, Allegri punya alasan kuat untuk melanjutkan eksperimennya dengan 3-5-2.
Pavlovic Menemukan Tempatnya
Pavlovic bisa dibilang langsung nyetel dengan pola tiga bek. Sang bek asal Serbia memang dikenal agresif dan kerap memutus serangan lawan dengan instingnya. Namun, gaya bermain seperti itu sering kali membuatnya meninggalkan celah. Dengan tambahan satu bek tengah, Pavlovic kini mendapat perlindungan ekstra untuk melakukan pergerakan yang ia sukai.
Allegri sendiri dikenal jarang membahas formasi secara gamblang dalam wawancara atau konferensi pers. Ia lebih menekankan pada interpretasi permainan dan karakteristik pemain. Formasi bisa bergeser hanya dalam beberapa meter posisi, dan fleksibilitas inilah yang memberi ruang lebih bagi Pavlovic untuk tampil optimal.
Meski masih ada aspek permainan yang harus diperbaiki, Pavlovic mulai menunjukkan dirinya tak kalah bersaing. Bek yang didatangkan dari Salzburg itu kini tampak semakin siap mengunci satu tempat utama di bawah asuhan Allegri.
Peran Saelemaekers dalam Sistem Baru
Di luar Pavlovic, ada nama Alexis Saelemaekers yang menjadi faktor penting suksesnya formasi ini. Mantan pemain Anderlecht itu dikenal punya daya jelajah tinggi, mampu bekerja di dua fase permainan sekaligus: menyerang dan bertahan. Kehadirannya membuat 3-5-2 Milan lebih cair, bahkan terasa seperti formasi hibrida.
Setelah dua musim dipinjamkan ke Bologna dan AS Roma, Saelemaekers kembali dengan energi baru. Ia seakan menemukan panggung tepat untuk membuktikan diri. Kerja kerasnya di sisi sayap memberi keleluasaan bagi para bek, termasuk Pavlovic, untuk tampil lebih berani dalam duel satu lawan satu.
Kondisi ini memperlihatkan bagaimana Allegri mampu memaksimalkan potensi pemain. Jika Pavlovic mendapatkan keamanan ekstra, Saelemaekers justru menjadi jembatan keseimbangan antara lini belakang dan depan.
Allegri dan Proyek 3-5-2 di Milan
Formasi 3-5-2 bukan hal asing di Serie A. Inter Milan sudah lebih dulu sukses menggunakannya, dengan Alessandro Bastoni menjadi contoh ideal bek tengah yang piawai membawa bola ke ruang kosong. Pavlovic belum berada di level itu, tetapi Allegri melihat potensi yang bisa dikembangkan.
Bagi Pavlovic, musim lalu terasa berat dengan adaptasi yang belum mulus. Kini, dengan pendekatan berbeda dari Allegri, ia mendapat kesempatan kedua untuk membuktikan diri. Jika bisa konsisten, ia bukan hanya jadi pelengkap, tetapi juga senjata utama di lini belakang Rossoneri.
Eksperimen 3-5-2 ini jelas belum final. Namun, sinyal awal menunjukkan ada hal positif yang bisa diambil. Allegri punya fondasi untuk membangun Milan lebih solid, sementara Pavlovic mulai menemukan jalannya di San Siro.
Sumber: MilanNews, Sempre Milan