Ferry Irwandi(Instagram/irwandiferry)
KREATOR konten sekaligus CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, menjelaskan bahwa Anggota DPR RI Endipat Wijaya telah meminta maaf secara pribadi kepadanya setelah pernyataannya mengenai donasi Rp10 miliar untuk bencana Sumatra menuai sorotan publik.
Melalui akun Instagram-nya, @irwandiferry, Selasa (9/12), Ferry menegaskan bahwa permintaan maaf tersebut diterimanya dengan baik. Ia menyebut tidak ada manfaat memperpanjang polemik di tengah situasi bencana yang membutuhkan perhatian bersama.
"Beliau sudah menghubungi saya secara personal dan minta maaf, saya juga menerima itu karena gak adanya juga memelihara konflik di situasi seperti sekarang," tulis Ferry Irwandi.
Ferry juga menegaskan bahwa ia tidak merasa marah atau kesal atas komentar yang disampaikan Endipat. Menurutnya, dukungan besar masyarakat membuatnya tetap fokus pada upaya kemanusiaan.
"Soal perkataan pak dewan, buat temen-temen yang nanya, saya sama sekali tidak merasa amarah dan kesal, berkat dukungan luar biasa kawan-kawan semua, yang masif sekali dan tidak berhenti, gak ada orang yang bisa merasa kesal dan marah ketika mendapatkan dukungan dan support sebesar ini."
Selain itu, Ferry mengaku sudah menyampaikan sejumlah kebutuhan mendesak masyarakat di lapangan, dan Endipat disebut menerima masukan tersebut dengan baik.
"Saya juga udah sampaikan beberapa concern dan kebutuhan masyarakat di lapangan dan beliau menerima," ujarnya.
Sebelumnya, nama Endipat Wijaya, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra, menjadi sorotan publik setelah menyinggung pihak yang datang ke wilayah bencana Sumatra namun dianggap seolah paling berjasa. Dalam rapat kerja Komisi I bersama Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, di Senayan, Senin (8/12), ia membandingkan bantuan pemerintah yang menurutnya mencapai triliunan rupiah dengan donasi publik sebesar Rp10 miliar.
"Orang yang cuma datang sekali seolah-olah paling bekerja di Aceh, padahal negara udah hadir dari awal. Ada orang baru datang, baru bikin satu posko ngomong pemerintah enggak ada. Padahal pemerintah udah bikin ratusan posko di sana," kata Endipat.
Ia menekankan pentingnya Komdigi untuk lebih aktif menyebarkan informasi tentang kerja pemerintah dalam penanganan bencana agar tidak kalah viral dibanding konten media sosial.
"Orang per orang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara udah triliunan ke Aceh itu. Jadi yang kayak gitu mohon dijadikan perhatian sehingga ke depan tidak ada lagi informasi seolah-olah negara tidak hadir di mana-mana. Padahal negara sudah hadir sejak awal di dalam penanggulangan bencana." (P-4)

1 day ago
1





















:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5383272/original/088478300_1760668597-Joy_Wahjudi__CEO_Erajaya_Digital_di_peluncuran_iPhone_17_Series_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5099595/original/076851300_1737187075-1737186206385_mimpi-masuk-rumah-sakit-menurut-islam.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5054220/original/051861500_1734398208-olla_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379682/original/010744100_1760354808-AXIS_Nation_Cup_2025_2.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2974420/original/001300500_1574390017-0E6A0619-01.jpeg)









