Jakarta (ANTARA) - Belakangan sejumlah toko roti mulai kerap menawarkan produknya dengan klaim "gluten-free", "dairy-free", "no egg", dan "vegan".
Namun, dibalik tren tersebut, timbul keluhan konsumen yang merasa ditipu karena bahan yang digunakan pada produk ternyata tidak sesuai dengan klaim.
Terutama hal ini juga merugikan pelanggan yang memiliki alergi atau pantangan terhadap bahan makanan tersebut.
Meskipun pada dasarnya gluten, telur, ataupun produk olahan susu tidak berbahaya, namun bagi sebagian orang justru bisa menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan.
Dampak buruk gluten
Gluten adalah jenis protein yang berasal pada gandum, jelai, dan rye. Sehingga produk berlabelkan "gluten free" sering dijumpai pada produk roti, sereal, atau kue-kue.
Dalam pembuatan roti, gluten berfungsi untuk memberikan tekstur kenyal dan elastis pada bentuk adonannya.
Gluten sangat aman untuk dikonsumsi, namun tetap bisa berbahaya bagi sebagian orang dengan mengidap masalah kesehatan tertentu.
Baca juga: Pentingnya hindari makanan dengan kandungan gluten bagi ODAI
Berikut adalah kondisi seseorang yang harus menghindari gluten beserta dampak buruknya:
1. Pengidap penyakit celiac
Kandungan gluten harus dihindari oleh orang yang mempunyai penyakit celiac, karena kandungannya bisa memicu peradangan dan kerusakan pada permukaan usus halus.
Kondisi tersebut juga bisa mempengaruhi proses penyerapan nutrisi. Adapun efek sampingnya adalah munculnya gejala diare, perut kembung, serta konstipasi.
Seseorang dengan penyakit celiac yang parah, efek sampingnya bisa meliputi anemia, penyakit kulit, saraf, osteoporosis, hingga gangguan jantung.
2. Intoleransi gluten
Pada kondisi ini, gluten bisa memicu munculnya keluhan seperti pada seseorang yang mengidap penyakit celiac, yakni gangguan pencernaan namun tidak sampai terjadi kerusakan pada usus kecil.
3. Dermatitis Herpetiformis (DH)
Penyakit ini disebabkan oleh gluten, di mana sebagian besar orang yang mengidap penyakit DH juga mengidap penyakit celiac.
Gejala yang muncul adalah benjolan atau lepuhan yang terasa sangat gatal, seringnya muncul di dekat siku, lutut, bokong, serta sepanjang garis rambut.
Gejala tersebut bisa datang dan hilang, sehingga seseorang yang mengidap DH sering didiagnosis sebagai eksim.
Selain ketiga penyakit di atas, gluten juga dihindari oleh seseorang yang mengidap penyakit autoimun, seperti grave atau rheumatoid arthritis, serta yang mengidap radang usus.
Kondisi yang lebih parah, penderita alergi yang mengonsumsi gluten bisa mengalami reaksi alergi berat yakni anafilaksis.
Penderita alergi akan mengalami ruam merah besar, sulit nafas, pembengkakan di seluruh tubuh hingga ke kelopak mata, dan berpotensi mengancam nyawa.
Baca juga: Ciri-ciri roti bebas gluten dan susu sapi aman untuk penderita alergi
Dampak buruk dairy (susu sapi)
Dairy merupakan produk yang bahan dasarnya adalah susu, biasanya berasal dari susu sapi. Meskipun susu sapi dikenal sebagai asupan yang bernutrisi bagi tubuh, namun sama halnya seperti gluten, dairy juga bisa berbahaya bagi sebagian orang.
Berikut kondisi seseorang yang harus menghindari dairy beserta dampak buruknya.
1. Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa adalah kondisi tubuh yang tidak bisa mencerna laktosa karena akan memicu terjadi gangguan pencernaan.
Laktosa adalah gula yang terdapat dalam susu atau produk dairy. Adapun gejala yang muncul biasanya berupa perut kembung, diare, sering buang angin, hingga kram perut.
2. Alergi protein susu sapi
Bagi penderita alergi, sistem kekebalan tubuh akan mengidentifikasi whey dan casein, kandungan yang terdapat dalam susu dan produk dairy, sebagai suatu hal yang berbahaya.
Maka, tubuh pun akan memproduksi antibodi dan mengirimkan sinyal pada tubuh untuk melepaskan histamin atau bahan kimia lainnya.
Kemudian, histamin yang dilepas akan memicu berbagai gejala, seperti gatal-gatal, ruam, sesak napas, kram perut, mual, pusing, hingga kesemutan atau pembengkakan pada bibir, lidah, hingga tenggorokan.
Baca juga: 7 manfaat tepung almond untuk kesehatan, bebas gluten!
3. Penderita penyakit ginjal
Karena susu atau produk dairy memiliki protein yang tinggi, hal tersebut pun akan membebani ginjal dalam proses pembuangan sisa metabolisme tubuh.
Selain kandungan protein, organ ginjal itu juga dapat terbebani oleh fosfor dan kalsium yang ada pada dairy.
4. Diare
Susu ataupun produk dairy dapat memperparah seseorang yang sedang mengalami diare. Hal itu terjadi karena saat sedang mengalami diare, makanan yang kaya akan kandungan laktosa itu bisa sulit untuk dicerna.
Bahkan diare juga bisa menyebabkan kadar enzim laktase, enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa atau gula dalam produk dairy, menjadi berkurang.
Apabila mengonsumsi produk dairy saat diare, dapat menyebabkan gejala kembung, mual, perut bergas, tinja lebih cair, usus yang teriritasi, dan kondisi lainnya yang memperparah diare.
Selain empat kondisi di atas, beberapa orang juga menghindari produk dairy agar terhindar dari jerawat, peradangan, dan ketidakseimbangan hormon.
Baca juga: Kenali gejala-gejala yang dapat muncul akibat alergi gluten
Baca juga: Konsumsi gluten bagi yang alergi berisiko picu kerusakan pencernaan
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.