
SEORANG pejabat Hamas, Suhail Al-Hindi, menyatakan bahwa percobaan pembunuhan terhadap Khalil al-Hayya dan sejumlah pemimpin Hamas lain oleh militer Israel di Doha, Qatar, Selasa (9/9) gagal. Al-Hayya dan pemimpin Hamas lainnya tengah mengadakan pertemuan untuk membahas proposal gencatan senjata dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Meski al-Hayya selamat, serangan tersebut menewaskan putranya, Hammam, serta salah satu ajudannya yang paling dekat. Kontak dengan tiga pengawal lainnya juga hilang
“Darah pimpinan pergerakan ini sama berharganya dengan darah setiap anak Palestina,” ujarnya kepada Al Jazeera, Selasa (9/9)
Ini menjadi serangan pertama Israel di Qatar, negara yang selama ini berperan penting sebagai mediator pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sekaligus menjadi lokasi pangkalan militer AS terbesar di kawasan, Al Udeid Air Base.
Militer Israel mengaku bertanggung jawab atas ledakan di ibu kota Qatar tersebut. Sumber Hamas kepada Al Jazeera menyebut, serangan itu menargetkan tim negosiasi Hamas yang sedang mempertimbangkan proposal gencatan senjata terbaru dari Amerika Serikat.
Siapa Khalil al-Hayya dan Apa Perannya di Hamas?
Khalil al-Hayya mengambil peran lebih besar dalam organisasi Palestina ini setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar tahun lalu. Kini, ia memimpin negosiasi gencatan senjata sebagai negosiator utama sekaligus bertindak sebagai kepala urusan Gaza yang berada di pengasingan di Doha.
Lahir di Gaza pada 1960, al-Hayya telah menjadi bagian dari Hamas sejak kelompok ini berdiri pada 1987. Ia juga kehilangan beberapa anggota keluarganya akibat serangan Israel. Pada 2007, serangan udara Israel menghantam rumah keluarganya di kawasan Sejaiyeh, Gaza, menewaskan sejumlah kerabatnya. Selama perang antara Hamas dan Israel pada 2014, rumah anak sulungnya, Osama, dibom hingga menewaskan Osama, istrinya, dan tiga anak mereka.
Beberapa tahun terakhir, al-Hayya meninggalkan Gaza dan menetap di Doha. Di sana, ia menjadi salah satu figur Hamas paling berpengaruh di luar Palestina dan memainkan peran penting dalam menjalin hubungan dengan negara-negara Arab serta dunia Islam. (Al Jazeera/P-4)