Liputan6.com, Jakarta Presiden Barcelona, Joan Laporta, kembali menjadi sorotan setelah dituduh menyembunyikan kerugian senilai 80 juta euro. Tuduhan ini datang dari Victor Font, mantan kandidat presiden klub yang kini menyerukan agar pemilihan baru digelar secepat mungkin.
Dalam wawancara dengan Catalunya Radio, Font menuding manajemen Laporta gagal menjaga transparansi keuangan klub dan melakukan manipulasi terhadap laporan tahunan. Ia menilai bahwa angka kerugian yang sebenarnya tidak pernah diungkapkan kepada anggota dewan maupun publik.
“Laporan tahun lalu menunjukkan kerugian 90 juta euro. Kami meminta koreksi karena ada aset yang dinilai terlalu tinggi, tapi diabaikan. Tahun ini, ada 80 juta euro lagi yang disembunyikan dan tidak disampaikan kepada Majelis,” ujar Font dengan nada keras.
Kritik Terhadap Proyek Camp Nou dan Pilihan Limak
Selain masalah keuangan, Font juga menyoroti proyek renovasi Spotify Camp Nou yang dinilai bermasalah sejak awal. Ia mempersoalkan keputusan Laporta menunjuk perusahaan konstruksi asal Turki, Limak, yang disebut tidak sesuai rekomendasi laporan internal klub.
“Kami diberitahu bahwa mereka akan bekerja cepat dengan anggaran yang lebih kecil, tapi nyatanya tidak begitu. Ini penipuan lain,” kata Font. Ia menambahkan bahwa rencana awal untuk kembali bermain di Camp Nou dengan kapasitas 27 ribu penonton kini ditinggalkan karena alasan ekonomi. Klub kini menunggu hingga kapasitas 45 ribu bisa tercapai sebelum membuka kembali stadion.
Isu penunjukan Limak sendiri sempat menjadi sorotan publik Spanyol setelah laporan radio SER mengungkap bahwa perusahaan tersebut mendapatkan skor teknis terendah di antara kandidat lain, namun tetap dipilih oleh manajemen Laporta.
Desakan Reformasi dan Tantangan Menjelang Pemilihan 2026
Font menegaskan bahwa Barcelona perlu segera menggelar pemilihan ulang agar anggota klub dapat kembali memegang kendali atas arah kebijakan. “Kita membutuhkan pemilihan sesegera mungkin. Anggota harus berjuang agar model sosial klub tidak berubah dan manajemen kembali efisien serta bertanggung jawab,” ujarnya.
Ia juga memperingatkan bahwa kesalahan pengelolaan saat ini bisa berdampak langsung terhadap proyek olahraga yang tengah dibangun di bawah pelatih Hansi Flick. Menurut Font, ketidakpastian finansial dapat menghambat kestabilan skuad dan investasi jangka panjang klub.
Laporta sendiri diperkirakan akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden 2026, yang dijadwalkan antara Maret hingga Juni. Meski masih memiliki dukungan kuat dari sebagian penggemar karena upayanya menstabilkan klub, tekanan politik dan tuntutan transparansi kini menjadi ujian terbesar dalam masa kepemimpinannya.