Lamine Yamal, Bocah Ajaib Barcelona yang Masuk Daftar 10 Pemain Termahal Dunia di Usia 18 Tahun

Liputan6.com, Jakarta Dunia sepak bola kembali menyaksikan lahirnya fenomena muda yang mencuri perhatian global. Dialah Lamine Yamal Nasraoui Ebana, winger sensasional Barcelona yang baru berusia 18 tahun namun sudah menembus daftar 10 pemain dengan bayaran tertinggi di dunia tahun 2025. Sebuah prestasi luar biasa bagi pemain yang baru beberapa tahun lalu mencatat debut profesionalnya.

Menurut laporan Forbes, Yamal kini duduk di peringkat ke-10 dalam daftar pesepak bola dengan penghasilan tertinggi tahun ini, dengan total pendapatan mencapai 43 juta dolar AS, atau sekitar Rp713 miliar.

Angka tersebut menjadikannya satu-satunya pemain di bawah usia 20 tahun yang masuk daftar bergengsi tersebut, sekaligus pemain 18 tahun pertama yang berhasil menembusnya.

Sebagian besar pendapatannya berasal dari kontrak jangka panjang bersama Barcelona, klub yang memberinya nomor punggung 10, nomor keramat yang sebelumnya dipakai Lionel Messi.

Kontraknya yang berlaku hingga 2031 tak hanya menjamin stabilitas finansial, tapi juga menegaskan statusnya sebagai pemain muda dengan bayaran tertinggi di dunia saat ini.

Tak hanya dari gaji klub, Yamal juga mengantongi jutaan dolar dari kerja sama dengan sejumlah merek global seperti Beats by Dre, Adidas, dan Powerade.

Ketiga perusahaan besar itu berlomba mengikat sang bintang muda sebagai duta, memperkuat citranya sebagai ikon generasi baru sepak bola dunia.

Lahir di Esplugues de Llobregat pada 13 Juli 2007, Yamal telah menulis sejarah sejak usia belasan. Ia debut untuk tim utama Barcelona pada 29 April 2023 saat baru berusia 15 tahun, 9 bulan, dan 16 hari — menjadikannya pemain termuda yang pernah tampil untuk Blaugrana.

Tak butuh waktu lama, Oktober di tahun yang sama, Yamal kembali mencatat sejarah sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah La Liga. Bahkan di level internasional, ia memecahkan rekor sebagai pemain sekaligus pencetak gol termuda untuk tim nasional Spanyol, ketika tampil pada debut seniornya pada 8 September 2023.

Konsistensi luar biasa itu berbuah penghargaan bergengsi. Yamal meraih Kopa Trophy 2024 dan 2025, penghargaan tahunan untuk pemain terbaik dunia di bawah usia 21 tahun. Dua trofi beruntun ini semakin menegaskan statusnya sebagai bintang masa depan sepak bola dunia.

Namun di tengah pujian dan rekor demi rekor, muncul kekhawatiran soal beban berlebihan yang ditanggung Yamal di usia muda. Laporan terbaru FIFPRO menyebutkan bahwa ia sudah mencatat 130 penampilan senior di usia 18 tahun, angka yang jauh melampaui pemain legendaris lain di usia serupa. Sebagai perbandingan, Andres Iniesta baru mencatat 40 penampilan pada usia 18 tahun, sementara Gavi hanya 60.

Ketua dewan penasihat kinerja tinggi FIFPRO, Darren Burgess, mengingatkan bahwa tubuh pemain sepak bola baru mencapai kematangan penuh di usia 24–25 tahun.

Terlalu banyak tekanan fisik dan mental di usia muda, kata Burgess, bisa mengancam perkembangan jangka panjang Yamal, baik secara performa maupun kesehatan.

Tak bisa dipungkiri, Lamine Yamal adalah simbol generasi baru sepak bola Eropa, cepat, kreatif, dan matang sebelum waktunya. Namun di balik sorotan dan kontrak bernilai fantastis, perjalanan kariernya masih panjang dan rentan.

Barcelona dan tim nasional Spanyol kini dihadapkan pada tanggung jawab besar: menjaga aset berharga ini agar bisa terus bersinar tanpa terbebani oleh ekspektasi berlebihan.

Sebab jika dikelola dengan bijak, Yamal bukan hanya sekadar bintang muda. Ia bisa menjadi legenda berikutnya dalam sejarah sepak bola dunia.

Sumber: Forbes