Liputan6.com, Jakarta - Diabetes melitus dan hipertensi masih menjadi dua penyakit kronis yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia. Padahal, keduanya bisa dicegah sejak dini dengan perubahan gaya hidup yang sederhana, seperti mengatur pola makan dan rutin berolahraga.
Dokter umum sekaligus influencer kesehatan, dr. Gia Pratama, menjelaskan, olahraga memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Namun, dia juga mengingatkan bahwa olahraga yang berlebihan justru bisa berbalik menjadi tidak efektif.
"Selain mengontrol asupan gula dan garam, olahraga juga bermanfaat dalam mencegah terjadinya kedua penyakit tersebut. Tapi olahraga yang berlebihan tidak baik, bahkan bisa menjadi tidak efektif dalam mencegah diabetes dan hipertensi," kata dr. Gia dalam acara talkshow 'Sehat Bersama Prolanis' di Kantor Pusat BPJS Kesehatan pada Senin, 20 Oktober 2025.
dr. Gia menyayangkan masih banyak masyarakat yang menganggap olahraga hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan. Padahal, manfaat olahraga jauh lebih luas, terutama dalam menjaga kestabilan tekanan darah dan kadar gula tubuh.
"Padahal, fungsi olahraga lebih dari itu. Ada puluhan fungsi olahraga," ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Gia, mengatakan,"Kalau ada satu obat yang bisa menggantikan seluruh fungsi olahraga, obat itu pasti jadi obat terlaris. Sayangnya enggak ada. Jadi, kita semua harus olahraga, termasuk yang sudah pre-diabetes, diabetes, maupun hipertensi."
Pemerintah Dorong Edukasi dan Pengawasan Gula-Garam
Dalam kesempatan yang sama, Dr. dr. Mahesa Paranadipa Maykel, M.H., MARS, dari Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), menambahkan, pengawasan terhadap konsumsi gula dan garam masyarakat perlu lebih ditingkatkan.
Dia menilai langkah tersebut penting sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. "Waktu saya diskusi dengan beberapa teman, kenapa perlu dilakukan pengawasan gula dan garam? Ternyata memang di beberapa negara, pemerintahnya mengawasi produksi dan konsumsi gula-garam secara ketat," kata dr. Mahesa.
Menurutnya, pemeriksaan kadar gula dan tekanan darah perlu menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat, tidak hanya di fasilitas kesehatan, tapi juga di tempat umum seperti kantor atau bandara. Langkah sederhana ini bisa membantu deteksi dini penyakit kronis yang seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.
Edukasi Jadi Kunci Kesadaran Masyarakat
Upaya pencegahan juga dilakukan lewat edukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat. Kepala Klinik Cahaya Kebagusan, dr. Grace Maria Kendek Allo, menjelaskan, pihaknya rutin memberikan edukasi kesehatan minimal selama enam bulan kepada pasien dengan risiko penyakit kronis.
"Edukasi ini kami buat mudah dipahami oleh masyarakat, terutama untuk usia muda yang kadang belum sadar akan risiko penyakit kronis," kata dr. Grace.
Dia juga menyoroti masih adanya kekhawatiran masyarakat terhadap konsumsi obat hipertensi jangka panjang. Banyak yang takut minum obat rutin karena khawatir merusak organ tubuh. Padahal, justru dengan obat tekanan darah bisa dikontrol agar tetap stabil.
"Pasien hipertensi tidak boleh ragu minum obat. Justru dengan obat khusus hipertensi, tekanan darah bisa tetap stabil," tambahnya.
Prolanis Dorong Kualitas Hidup Lebih Baik
Untuk memperkuat kesadaran dan pengendalian penyakit kronis, BPJS Kesehatan menjalankan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
Program ini merupakan pendekatan proaktif agar peserta BPJS dapat menjaga kualitas hidup secara optimal dengan melibatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Beberapa kegiatan yang dilakukan melalui Prolanis antara lain edukasi kelompok, konsultasi medis, senam Prolanis, pemantauan status kesehatan, dan kunjungan rumah (home visit). Tujuannya agar peserta dengan kondisi kronis seperti diabetes dan hipertensi dapat tetap aktif dan mandiri.
Selain untuk pasien kronis, Prolanis juga bersifat preventif bagi masyarakat sehat. Dengan edukasi dan deteksi dini, masyarakat bisa mengenali risiko sebelum penyakit berkembang.
"Prolanis bukan hanya untuk mereka yang sudah sakit atau lanjut usia, tapi juga untuk masyarakat sehat. Ini bentuk nyata upaya preventif agar kualitas hidup masyarakat meningkat," ujar dr. Mahesa.