Liputan6.com, Jakarta Maybank Marathon 2025 bukan hanya ajang olahraga bergengsi yang ditunggu-tunggu para pelari dari seluruh dunia. Lebih dari itu, event ini menjadi simbol nyata bagaimana sport tourism mampu menggerakkan ekonomi daerah, menghadirkan manfaat yang tak hanya dirasakan di lintasan, tetapi juga di jalan-jalan kecil Bali yang ramai oleh aktivitas ekonomi warga.
Setiap langkah pelari di Gianyar, sorak dukungan dari penonton, hingga transaksi kecil di warung pinggir jalan menjadi bagian dari denyut ekonomi yang tumbuh berkat semangat olahraga. Di tengah pesona alam dan budaya Bali yang memikat, Maybank Marathon menjelma menjadi bukti bahwa olahraga bisa menjadi medium pemulihan dan penguatan ekonomi lokal.
Lonjakan Ekonomi Bali Selama Event
Berdasarkan studi terbaru Maybank Indonesia bersama Katadata Insight Center, penyelenggaraan Maybank Marathon tahun ini berhasil memutar uang hingga Rp170,8 miliar, melonjak dari Rp125 miliar pada tahun sebelumnya.
Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya jumlah peserta menjadi 13.600 pelari, naik dari 12.700 pada 2024, serta lonjakan belanja rata-rata peserta dari Rp9,8 juta menjadi Rp12,5 juta per orang. Dari angka tersebut, pengeluaran terbesar berasal dari akomodasi (Rp3,8 juta), disusul wisata (Rp3,4 juta), konsumsi makanan dan minuman (Rp2,3 juta), transportasi darat (Rp1,8 juta), serta suvenir (Rp1,1 juta).
Jika menghitung efek gandanya, total dampak ekonomi mencapai Rp225,5 miliar, naik signifikan dari Rp164 miliar pada tahun sebelumnya. Artinya, gelaran ini tidak hanya memacu semangat di lintasan, tapi juga menghidupkan denyut ekonomi Pulau Dewata dari berbagai sisi.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengungkapkan bahwa tren positif ini memperlihatkan antusiasme yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
“Angka peserta tahun 2025, sebanyak 13.600 orang, memberi indikasi kuat bahwa Maybank Marathon semakin diminati baik oleh pelari domestik maupun internasional. Jika menghitung kerabat peserta yang ikut berkunjung, dampak ekonomi akan jauh lebih besar. Kami bersyukur event ini mampu mendorong perputaran dana yang signifikan di Bali,” ujarnya.
Efek Domino ke UMKM dan Bisnis Lokal
Dampak positif tak berhenti di angka nominal. Studi juga mencatat bahwa pelaku usaha di Bali mengalami kenaikan omzet harian rata-rata 56%, sementara jumlah pelanggan meningkat hingga 43% selama event berlangsung. Mulai dari pemilik warung, pedagang suvenir, hingga pengelola transportasi lokal ikut merasakan manfaat langsung dari derasnya arus wisatawan.
Durasi tinggal peserta pun semakin panjang, kini rata-rata 5-6 hari, dibandingkan 3-4 hari tahun lalu. Mayoritas peserta datang bersama rombongan: 60,9% bersama komunitas atau teman, 27,2% bersama pasangan, 15,2% dengan keluarga, dan 12% berangkat sendiri.
Tak hanya fokus pada lomba, para pelari juga menjadikan momen ini sebagai kesempatan untuk menjelajah Bali. Data menunjukkan 74,7% peserta menikmati wisata alam, 37,9% menjajal wisata petualangan, 34,5% berkunjung ke destinasi budaya, 23% mengikuti wisata kebugaran, dan 21,8% menikmati taman rekreasi. Semua ini menunjukkan bahwa Maybank Marathon telah menjadi katalis bagi sektor pariwisata yang lebih beragam.
Sport Tourism Jadi Gaya Baru Wisata Bali
Di tengah upaya Bali memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata kelas dunia, sport tourism kini menjadi wajah baru pariwisata yang berkelanjutan. Maybank Marathon menjadi contoh konkret bagaimana olahraga dapat berjalan beriringan dengan ekonomi kreatif, menghadirkan manfaat bagi banyak sektor sekaligus menjaga daya tarik lokal.
Project Director Maybank Marathon, Widya Permana, menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hanya soal angka, tapi juga tentang kualitas penyelenggaraan.
“Selain dampak ekonomi, hasil survei yang positif ini membuktikan bahwa kami mampu menggelar event berstandar internasional yang terus kami tingkatkan kualitasnya dari tahun ke tahun,” katanya.
Maybank Marathon juga menjadi ajang pertama di Indonesia yang meraih predikat Elite Label Road Race dari World Athletics, menegaskan posisinya sebagai lomba berstandar global. Predikat ini tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tapi juga memperkuat citra Bali di mata dunia sebagai tuan rumah yang siap bersaing di kancah internasional.
Reputasi Global dan Kepuasan Peserta
Kesuksesan penyelenggaraan Maybank Marathon 2025 juga tercermin dari tingkat kepuasan peserta yang sangat tinggi. Berdasarkan survei Komite Maybank Marathon, 98% peserta menyatakan puas secara keseluruhan, 95% ingin kembali ikut tahun depan, dan 98% lainnya merekomendasikan Maybank Marathon sebagai ajang yang wajib diikuti.
Capaian ini menunjukkan sinergi yang kuat antara penyelenggara, pelaku pariwisata, dan masyarakat lokal. Widya menambahkan, “Maybank Marathon 2025 bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan juga katalis pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Bali yang terus berdenyut lebih kuat di panggung internasional.”
Dengan reputasi yang semakin mengglobal dan dampak ekonomi yang terus meningkat, Maybank Marathon telah menjadi ikon baru sport tourism di Indonesia. Setiap langkah pelari tak hanya mengejar garis finis, tapi juga membawa semangat untuk memajukan Bali, menjadikannya destinasi yang tidak hanya indah, tapi juga berdaya secara ekonomi.