Liputan6.com, Jakarta Scott McTominay kini hidup dalam babak baru yang luar biasa di Italia. Setelah tersingkir dari Manchester United, gelandang asal Skotlandia itu justru menjelma jadi salah satu pemain terbaik Serie A bersama Napoli.
Ia sukses membawa Partenopei meraih Scudetto, sesuatu yang tak pernah ia rasakan di Old Trafford. Musim debut McTominay di Serie A benar-benar gemilang. Dengan torehan 13 gol dan enam assist, ia bahkan dinobatkan sebagai MVP liga.
Performa ini membuat banyak pihak terkejut, termasuk legenda Manchester United, Peter Schmeichel, yang mengaku bangga sekaligus heran melihat kebangkitan sang gelandang. Kebangkitan McTominay bersama Napoli seolah membuktikan bahwa kariernya bukan berakhir saat meninggalkan Old Trafford.
Justru di bawah sistem permainan yang lebih memberi kebebasan, ia tampil lebih leluasa dan percaya diri. McTominay kini bukan hanya pemain pelapis, tapi sosok penting di lini tengah juara bertahan Serie A.
Namun, di balik pujian, Schmeichel menyimpan rasa penasaran besar. Ia menilai kegagalan McTominay di Manchester United bukan karena kemampuan, melainkan karena cara klub memperlakukan pemain serbaguna sepertinya. Menurut Schmeichel, fleksibilitas McTominay justru menjadi bumerang dalam kariernya di Inggris.
Schmeichel: McTominay Selalu Jadi Korban di Manchester United
Peter Schmeichel tak segan mengungkap pendapat jujurnya soal perjalanan karier Scott McTominay di Manchester United. Menurutnya, sang gelandang tak pernah benar-benar mendapatkan kepercayaan penuh dari manajer, meski punya kualitas untuk bersaing di level tertinggi.
Schmeichel menjelaskan bahwa fleksibilitas McTominay menjadi salah satu penyebab utama ia gagal menembus posisi inti di Setan Merah. Karena bisa bermain di berbagai posisi, ia sering dijadikan solusi darurat, bukan pilar utama dalam rencana tim. Hal itu membuat potensinya tak pernah benar-benar berkembang di Old Trafford.
“Masalahnya adalah fleksibilitasnya, karena ada pemain yang hanya bisa bermain di satu posisi. Manajer tidak memercayainya untuk membangun tim. Mereka menginginkan pemain yang rapi. Ia selalu menjadi korbannya,” ujar Schmeichel, via siniar BBC Sacked in the Morning.
Ia bahkan membandingkan situasi McTominay dengan mantan pemain United lainnya, Phil Neville, yang kerap mengalami hal serupa. “Phil Neville sedikit mirip. Ia tidak pernah benar-benar mendapatkan tempat di starting XI, tetapi ia bermain sangat banyak karena ia bisa memainkan peran yang berbeda,” lanjutnya.
Schmeichel Heran McTominay dan Hojlund Kini di Napoli
Selain McTominay, Schmeichel juga menyoroti kehadiran Rasmus Hojlund di Napoli. Dua pemain yang sama-sama punya DNA Manchester United itu kini justru bersinar jauh dari Old Trafford. Hal ini membuat Schmeichel merasa heran dan sedikit kecewa dengan cara klub lamanya melepas mereka begitu saja.
Menurut legenda asal Denmark itu, baik McTominay maupun Hojlund seharusnya menjadi bagian penting dalam proyek jangka panjang United. Keduanya memiliki semangat dan dedikasi tinggi untuk klub, sesuatu yang kini justru dimanfaatkan Napoli dengan sangat baik.
“Saya tidak mengerti mengapa mereka berdua ada di Napoli. Tak akan ada orang yang lebih antusias terhadap Manchester United selain Rasmus Hojlund. Ia menulis tentang bermain untuk klub itu saat berusia 10 tahun,” ujar Schmeichel.
“Ia penggemar berat. Dan para penggemar mencintainya karena ia bekerja sangat keras untuk tim dan tidak pernah mengeluh,” tutup sang legenda dengan nada heran.
(BBC)