Moskow (ANTARA) - Rusia tidak ingin membalas dendam kepada siapa pun dan tidak mengasingkan mantan mitra dari negara-negara Barat, tetapi Moskow akan mempertimbangkan tindakan mereka di masa lalu, ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Senin.
"Kami tidak ingin membalas dendam kepada siapa pun, melampiaskan amarah kepada siapa pun... Kami tidak akan mengabaikan siapa pun. Ketika mantan mitra Barat kami, yang sekarang menjadi tetangga, sadar dan ingin datang ke Rusia dan bekerja di sini lagi, kami tidak akan mengusir mereka," kata Lavrov dalam pidatonya di Universitas MGIMO Moskow.
"Namun, mari kita lihat dalam kondisi apa hal itu dapat dilakukan. Dan, tentu saja, kami akan mempertimbangkan bahwa dengan melarikan diri atas perintah para pemimpin politik mereka, mereka (mitra Barat) telah menunjukkan ketidakandalan mereka," kata Menlu Rusia itu, menambahkan.
Menurut Lavrov, Rusia tidak membangun tembok apa pun dan siap berdialog dengan semua orang, tetapi hanya dengan yang setara.
Sebelumnya, Rusia juga menyatakan akan menyesuaikan pendekatan militernya di sepanjang perbatasan dengan Finlandia karena keanggotaan negara itu di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di Svetogorsk, wilayah Leningrad, Jumat (5/9).
Baca juga: EU bahas SAFE dan perlindungan perbatasan dengan Rusia, Belarus
"Walau bagaimanapun, kami akan bersiap menghadapi perubahan yang terjadi – dan juga dalam hubungan kami. Karena kami tidak dapat mengabaikan fakta bahwa Finlandia saat ini merupakan anggota Aliansi Atlantik Utara," ujar Medvedev kepada para wartawan.
"Hal ini menentukan perubahan dalam pendekatan militer kami terhadap pengaturan perbatasan dan penolakan terhadap kemungkinan tindakan yang tidak bersahabat,” katanya.
Mantan kepala negara Rusia itu juga menyasar "koalisi kehendak" pimpinan Barat yang bertemu di Paris pada Kamis untuk membahas dukungan militer bagi Ukraina.
Medvedev menyebut inisiatif itu "omong kosong", dengan mengatakan: "Ini omong kosong, ajaran sesat. Apa yang mereka lakukan—dalam bahasa Inggris—bualan atau isapan jempol belaka, sebut saja sesukamu," ujarnya.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: NATO sebut kelompok 30 negara susun jaminan keamanan untuk Ukraina
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.