Kunming (ANTARA) - Lebih dari 120 tamu dari 24 negara Global South bertemu pada Minggu (7/9) di Chengjiang, Provinsi Yunnan, China barat daya, untuk membahas perlindungan dan pengembangan warisan dunia.
Mereka menghadiri subforum di bawah Forum Media dan Wadah Pemikir Global South (Global South Media and Think Tank Forum) 2025, yang diselenggarakan bersama oleh Kantor Berita Xinhua, Komite Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) Provinsi Yunnan, dan Pemerintah Rakyat Provinsi Yunnan, demikian warta Xinhua pada Senin.
Yunnan merupakan rumah bagi enam situs warisan dunia, jumlah terbanyak kedua di China. Salah satu di antaranya adalah Lanskap Budaya Hutan Teh Tua Gunung Jingmai di Pu'er yang merupakan situs warisan budaya bertema teh pertama di dunia, urai Zeng Yan, anggota Komite Tetap Komite CPC Provinsi Yunnan sekaligus kepala departemen publisitas komite CPC di provinsi tersebut.
Zeng menuturkan bahwa menjaga situs-situs warisan dunia tersebut memerlukan upaya bersama, dengan perlindungan sebagai prioritas utama, sementara berbagai upaya juga harus dilakukan untuk meningkatkan penelitian, transformasi, pertukaran, dan kerja sama, sehingga dapat menghidupkan kekayaan budaya dan alam sebagai ikatan pembelajaran timbal balik antarperadaban.
Xi Yanchun, wakil presiden Kantor Berita Xinhua, menyoroti pentingnya upaya kolaboratif. Dia juga menyerukan pengembangan warisan dunia yang berkelanjutan sebagai "proyek sistematis yang memerlukan kolaborasi dari semua pihak, terutama dukungan aktif dari media."
Xi Yanchun mengatakan bahwa Xinhua akan terus meningkatkan kerja sama dengan pemerintah, media, dan wadah pemikir di negara-negara Global South serta mendorong pemahaman bersama dan kesadaran masyarakat perihal perlindungan dan pelestarian warisan dunia.
Robinder Nath Sachdev, presiden Imagindia Institute, menyampaikan bahwa kendati banyak situs warisan dunia di negara-negara Global South telah diakui secara global, sudut pandang negara-negara tersebut masih kurang terwakili dalam narasi global. Dia juga menyerukan agar Global South menggaungkan suara yang lebih kuat.
Selain perlindungan, para partisipan di forum tersebut juga menekankan perlunya menjaga agar warisan budaya itu tetap hidup dan relevan bagi kehidupan modern, khususnya dengan pelibatan generasi muda melalui media sosial, film dan televisi, serta gim.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.