Masuki Tahap Kedua, Desa Berdaya Fokuskan Edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat

Ilustrasi(Dok Ist)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat 25,22 juta penduduk Indonesia masih masuk kategori miskin per Maret 2024 dengan provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi.

Kemiskinan memiliki dampak turunan beragam, dari keterbatasan akses pendidikan, pangan bergizi, hingga fasilitas kesehatan berkualitas.

Menyikapi itu, MahaDasha Group bersama Tiara Marga Trakindo (TMT) kembali menegaskan komitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejumlah karyawan dan jajaran manajemen terlibat jadi relawan melalui program Desa Berdaya MahaDasha Group dan TMT di Kampung Pedurenan dan Kampung Selaawi, Desa Ciburayut, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Memasuki tahun kedua, total donasi yang disalurkan mencapai Rp1,3 miliar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa berkelanjutan.

Program Desa Berdaya ialah program tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) MahaDasha Group dan TMT yang terintegrasi dan berlangsung selama tiga tahun pada satu desa tertentu.

Dirut MahaDasha Group Saidinur menyampaikan Desa Berdaya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa pada berbagai bidang yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi kemiskinan.

“Melalui program ini diharapkan usai tiga tahun mutu hidup masyarakat meningkat dan Desa Ciburayut berdiri sebagai desa tangguh dan berdaya sehingga dapat mengelola berbagai potensi dan menghadapi tantangan kesehatan dan ekonomi secara mandiri,” jelas dia, Sabtu (6/12/2025).

Ia menerangkan melalui program Desa Berdaya, pihaknya mengusung misi meningkatkan mutu hidup masyarakat desa dengan solusi berkelanjutan. 

“Ini sejalan dengan visi pendiri Grup TMT yakni Bapak Met Hamami agar perusahaan tidak hanya sukses secara bisnis, tetapi juga menjadi warga korporasi yang baik dan peduli pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Corporate Communication Manager MahaDasha Group Rani Hartanti menjelaskan fase pertama program Desa Berdaya pada 2024 lalu, pihaknya membangun fasilitas sarana air bersih (SAB) dan MCK bagi warga yang membutuhkan serta menumbuhkan awareness warga tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta penguatan kemampuan kader Posyandu desa untuk memastikan kualitas kesehatan dan gizi ibu dan anak meningkat. 

Untuk melanjutkan keberhasilan program fase pertama, pada tahun kedua ini, aktivitas difokuskan pada proses edukasi PHBS di lingkup sekolah, kegiatan coaching UMKM, edukasi ibu hamil, revitalisasi Posyandu, dan pembuatan Budikdamber (budidaya ikan dalam ember) untuk memastikan ketahanan pangan dan pemenuhan nutrisi masyarakat.

“Pada tahun kedua ini kami menitikberatkan pada transformasi sanitasi, kesehatan, ekonomi keluarga, dan pengembangan berkelanjutan kapasitas demi mendorong kemandirian warga,” urai Rani.

Ia menjelaskan tahun ini jadi fase krusial pembentukan fondasi program sebelum tahun ketiga, saat kemandirian warga desa ditargetkan tercapai.

“Pada fase pertama outcomenya yaitu peningkatan akses pangan bergizi berbasis lokal dan akses air bersih serta fasilitas sanitasi bagi 30 KK (kepala keluarga). Tahun kedua, outcome yang kami harapkan berupa peningkatan taraf ekonomi 30 KK serta status gizi 30 ibu hamil dan balita, serta pembangunan jamban sehat pada 40 rumah,” jelas Rani.

Sebagai informasi, Desa Ciburayut memiliki 3.691 KK dengan 13.383 jiwa dipilih sebagai lokasi CSR berdasarkan pemetaan berbagai persoalan mendasar seperti belum ada jamban, keluarga prasejahtera, keterbatasan air bersih, kasus stunting, dan putus sekolah.

Kepala Desa Ciburayut Dulloh menambahkan program Desa Berdaya benar-benar berdampak nyata bagi warga Ciburayut khususnya Kampung Citiis, Selaawi dan Pedurenan.

"Sanitasi warga membaik, Posyandu lebih kuat, dan ekonomi warga mulai bergerak. Kami berterima kasih atas kepedulian dan komitmen MahaDasha Group dan TMT," pungkas Dulloh.