Mengenal Popular Forces, Musuh Hamas di Gaza-"Boneka" Israel

21 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin milisi pro-Israel di Gaza, Yasser Abu Shabab, tewas setelah mengalami luka serius dalam bentrokan internal. Kematian komandan Pasukan Populer (Popular Forces) ini dinilai sebagai pukulan besar bagi strategi Israel membangun proksi Palestina untuk menekan Hamas.

Abu Shabab, pemimpin suku Badui Tarabin berusia 30-an, disebut meninggal akibat luka tembak dalam konflik dengan sebuah keluarga bersenjata kuat di Gaza.

"Komandan kami wafat karena luka tembak saat berupaya melerai perselisihan keluarga," demikian pernyataan Pasukan Populer. Mereka menolak laporan yang menyebut Hamas berada di balik kematiannya.

Sejumlah sumber lokal dan laporan media sebelumnya menyebut Abu Shabab tewas setelah menolak melepaskan sandera yang ditahan kelompoknya. Keluarga sandera dikabarkan menyerbu pangkalan Pasukan Populer, memicu baku tembak yang menelan korban di kedua pihak.

Hamas membantah terlibat. Juru bicara kelompok itu menyebut Abu Shabab sebagai kolaborator namun menegaskan, "Kami tidak bertanggung jawab atas kematiannya."

Proksi Israel Melawan Hamas

Popular Forces merupakan milisi terbesar dari sejumlah kelompok yang muncul selama fase akhir konflik dua tahun di Gaza, sebagian besar berkembang dengan dukungan Israel. Pada Juni lalu, PM Benjamin Netanyahu secara terbuka mengakui bahwa Israel mempersenjatai klan dan faksi anti-Hamas.

Israel awalnya berupaya menggandeng tokoh masyarakat dan tetua klan untuk membangun koalisi anti-Hamas, namun upaya itu gagal karena tekanan keras dari Hamas. Sebagai gantinya, intelijen Israel mulai merangkul individu dan kelompok bersenjata seperti Popular Forces.

"Yang kami lakukan ini bersifat kemanusiaan," ujar Abu Shabab dalam wawancaranya dengan The Guardian pada Juni. Ia juga menegaskan tidak bekerja "secara langsung" dengan militer Israel.

Popular Forces diketahui berkoordinasi secara intens dengan pasukan Israel dalam distribusi bantuan melalui Gaza Humanitarian Foundation, sebuah lembaga yang didukung AS dan Israel dan kini telah ditutup.

Namun, aktivitas kelompok-kelompok pro-Israel di Gaza juga memicu kontroversi. Banyak anggotanya dituding terlibat penjarahan konvoi bantuan, memunculkan pertanyaan apakah Israel menutup mata demi memperkuat proksi barunya.

Pada 18 November, kelompok ini merilis video puluhan anggotanya menerima perintah "membersihkan Rafah dari teror," merujuk pada pejuang Hamas yang diyakini bersembunyi di terowongan. Seminggu kemudian, mereka mengklaim menangkap anggota Hamas.

Belum ada komentar resmi dari pemerintah Israel mengenai tewasnya Abu Shabab.

Sementara itu, di tengah dinamika tersebut, rencana Gaza 20 poin Donald Trump yang mencakup pelucutan senjata Hamas dan pembentukan otoritas transisi dengan dukungan pasukan multinasional, belum menunjukkan kemajuan. Hamas menolak melucuti senjata, sementara tidak ada konsensus internasional soal pembentukan pasukan stabilisasi.

Perang di Gaza sendiri bermula dari serangan Hamas ke Israel pada 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menimbulkan penculikan sekitar 250 warga. Sejak itu, lebih dari 70.000 warga Palestina tewas dalam serangan lanjutan Israel, kebanyakan warga sipil, meninggalkan Gaza dalam kondisi hancur total.

(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article