Liputan6.com, Jakarta - Terkenal sebagai sosok yang nyentrik, pendiri tim pengembang ‘Dead or Alive’ dan ‘Ninja Gaiden’, sekaligus sutradara dalam kedua permainan tersebut, Tomonobu Itagaki meninggal dunia di usia 58 tahun.
Diwartakan Polygon, Sabtu (18/10/2025), kabar ini beredar setelah adanya postingan di akun Facebook official milik Itagaki pada Kamis (16/10/2025) yang mengungkap sebuah pernyataan berjudul ‘Last Words’ atau ‘Kata-kata Terakhir’.
Pengumuman yang dibuat oleh Itagaki di akun pribadinya ini langsung menyayat hati penggemar. Sebab, Sang Maestro merincikan tulisannya sebagai berikut:
"Hidupku telah menjadi serangkaian pertempuran yang tiada henti. Dan aku terus menang menjalaninya. Namun, aku juga sadar sudah menyebabkan banyak masalah di sepanjang jalan. Akan tetapi, aku bangga telah berjuang melewati semuanya, mengikuti dengan keyakinanku sendiri. Aku tidak punya penyesalan, aku hanya merasakan kesedihan yang mendalam karena tak bisa memberikan karya baru untuk semua penggemarku. Begitulah adanya."Menurut hasil invesitgasi, tulisan tersebut sepertinya ditulis langsung oleh Sang Maestro dan dipersiapkan sebagai sebuah warisan terakhir sebelum dirinya dinyatakan wafat karena penyakit kronis yang tidak diungkapkan.
Hasil penyelidikan ini ditemukan setelah postingan ‘Last Words’ sebelumnya ternyata juga diunggah dalam akun Instagram sahabat Itagaki, James Mielke. Dalam sesi wawancara bersama Polygon, Mielke menerangkan penyebab kematian dan siapa yang menulis postingan tersebut.
Profil Singkat Sang Maestro
Tomonobu Itagaki lahir di Tokyo, Jepang, pada tanggal 1 April 1967. Ia menempuh pendidikan di Universitas Waseda, lulus dari Fakultas Hukum pada tahun 1992.
Itagaki dikenal dengan ciri khasnya yang unik, selalu mengenakan kacamata hitam di depan umum.
Sifat ini ia telah menjadi ikonik di komunitas video game, menjadikannya sosok yang langsung dapat dikenali dan karismatik.
Karya-karyanya tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga diakui secara kritis, menetapkan arah dan standar baru dalam genre game pertarungan dan aksi.
Sejarah Berlayarnya Sang Maestro
Tomonobu Itagaki memulai karirnya di Tecmo pada 1992 untuk membuat game yang kemudian menjadi awal dari pertunjukkan bakat terpendamnya.
Melalui pijakan itu kesuksesannya kian memuncak pada tahun 1996, ketika ia merilis game fighting populer berjudul ‘Dead or Alive’.
Selanjutnya, Itagaki mengalihkan fokusnya untuk mengembangkan spin-off kontroversial dari serial game ‘Dead or Alive’ yang berjudul ‘Xtreme Beach Volleyball’.
Lalu, awal mula kesuksesan lainnya kembali terulang saat Sang Maestro membentuk tim sendiri di Tecmo yang kemudian resmi menjadi Team Ninja pada tahun 1999.
Di sinilah game aksi brutal berbasis genre ‘hack n slash’ dilahirkan, ‘Ninja Gaiden’ tahun 2004 untuk konsol Xbox dan PlayStation 3.
Dirikan Studio Game
Meski telah merasakan puncak karir yang begitu megah, tiba-tiba Tomonobu Itagaki memutuskan keluar dari Tecmo pada tahun 2008.
Menurut kabar yang beredar, alasan keluarnya Sang Maestro disebabkan oleh perselisihan bonus yang belum dibayar.
Tak ingin berakhir begitu saja, Itagaki bertekad mendirikan Valhalla Game Studios. Sayangnya, studio ini bubar setelah merilis satu judul game.
Tanggapan Orang-Orang Terdekat
Mengiringi kepergian Sang Maestro, banyak sosok terkenal yang merasakan kesedihan mendalam.
Salah satu figur yang merasakan hal tersebut adalah Katsuhiro Harada, seorang rival lama Tomonobu Itagaki dalam industri game.
Dari sisi Harada, ia mengenang Itagaki sebagai seniornya di Universitas yang juga berperan menjadi rival dan tolak ukur dalam berkreasi.
Mendapat kabar kepergian dari Sang Maestro, Harada sempat mengingat pesan terakhir Itagaki yang mengajaknya untuk minum bersama.
Di sisi lain, mengingat kabar yang ia dapatkan, Harada sampai saat ini masih belum percaya bahwa seniornya harus menutup usia di usia 58 tahun yang dinilai terlalu muda.
Terakhir, Harada mengingat janji Sang Maestro untuk mengalahkannya dan ia juga mengingat momen kedatangan Itagaki di pernikahannya. Sang rival sempat menyebut soal perasaan hatinya yang sangat tertekan.