Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump mengatakan penutupan pemerintahan berlanjut karena Partai Republik menolak menyetujui anggaran lebih dari satu triliun dolar yang menurutnya dialokasikan untuk kebijakan imigrasi yang dipertahankan Partai Demokrat.
Trump kemudian menyalahkan Demokrat atas berlanjutnya penutupan pemerintahan AS.
"Partai Republik tidak akan membayar satu triliun dolar kepada imigran ilegal yang masuk ke negara kita," kata Trump kepada wartawan pada Jumat, setelah mendarat di Palm Beach, Florida, seperti yang disiarkan oleh Fox News.
"Mereka (imigran ilegal) datang karena berbagai alasan, datang dari penjara, dari berbagai tempat, dari Venezuela, dari berbagai negara, kami tidak akan mendanai mereka," lanjutnya
“Penutupan pemerintahan ini terus berlanjut karena Partai Demokrat. Ini adalah penutupan yang disebabkan oleh (Pemimpin Minoritas Senat Chuck) Schumer, karena kariernya telah gagal dan sudah berakhir,” kata Trump.
Trump sebelumnya mengumumkan bahwa ia dapat memanfaatkan penutupan pemerintah untuk mengurangi jumlah staf dan gaji secara besar-besaran.
Ia mengklaim bahwa posisi Partai Demokrat menciptakan kebuntuan anggaran, dan Gedung Putih memanfaatkan situasi saat ini untuk menghilangkan program-program yang tidak disukai Partai Republik.
Sebagaimana diketahui, tahun fiskal baru AS dimulai pada 1 Oktober, tetapi Kongres gagal menyetujui anggaran untuk berjalannya pemerintahan, sehingga pemerintah AS tidak dapat beroperasi.
Penutupan pemerintah di AS melibatkan penghentian operasional beberapa lembaga pemerintah yang didanai langsung oleh Kongres karena kurangnya anggaran untuk tahun fiskal berikutnya, suatu situasi yang tidak jarang terjadi di masa lampau.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Perusahaan teknologi Amerika Serikat mulai alihkan produksi dari China
Baca juga: Ekonom Brasil: Retorika Trump soal Venezuela mirip skenario Irak 2003
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.