Liputan6.com, Jakarta Musim ini menjadi ujian berat bagi pelatih Manchester United, Ruben Amorim. Klub berjuluk Setan Merah itu masih mencari identitas permainan yang solid di bawah arahan manajer asal Portugal tersebut.
Performa United yang naik turun memicu banyak perdebatan soal taktik Amorim. Namun, menurut mantan striker timnas Inggris, Emile Heskey, masalah utama United bukanlah soal formasi, melainkan soal kepemimpinan di lapangan.
Posisi Manchester United di klasemen Liga Inggris masih jauh dari harapan. Dalam tujuh laga awal, mereka hanya mengemas tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan tiga kekalahan.
Situasi ini semakin diperburuk dengan tersingkirnya United dari Carabao Cup oleh klub kasta keempat, Grimsby Town. Meski sempat bangkit dengan kemenangan 2-0 atas Sunderland sebelum jeda internasional, tekanan tetap tinggi bagi Amorim untuk segera membenahi tim.
Amorim Dinilai Belum Punya Sosok Pemimpin yang Kuat
Banyak yang menilai Ruben Amorim terlalu kaku dengan sistem 3-4-2-1 miliknya. Namun, mantan striker Liverpool Emile Heskey justru melihat persoalan yang lebih mendasar dalam skuad United musim ini.
Menurut Heskey, United kekurangan figur pemimpin yang mampu menggerakkan rekan-rekannya di lapangan. Ia menilai para pemain tampak kehilangan arah ketika menghadapi tekanan dari lawan.
“Tidak ada yang berjalan dengan baik untuk Ruben Amorim,” ujar Heskey kepada Pundit Arena. “Semua orang terus membicarakan soal taktik, tapi ketika kamu menurunkan sebelas pemain di lapangan, mereka harus berjuang.”
“Di mana para pemimpinmu? Saya ingat ketika bermain di Liverpool, usia saya baru 22 tahun, tapi kami punya Gary McAllister yang selalu mengingatkan kami. Steven Gerrard bahkan lebih muda dari saya, tapi dia juga bersuara keras, begitu juga dengan Sami Hyypia,” lanjut Heskey.
Bruno Fernandes di Tengah Sorotan
Bruno Fernandes masih menjadi sosok yang tak tergantikan di lini tengah United. Ia nyaris selalu tampil penuh di setiap laga Liga Inggris musim ini.
Namun, perannya sebagai kapten menuai perdebatan di kalangan pengamat dan suporter. Beberapa pihak menilai Fernandes lebih sering menunjukkan frustrasi ketimbang memberi ketenangan bagi tim.
“Manchester United tidak terlihat memiliki sosok pemimpin di lapangan yang benar-benar berani menegur dan mengarahkan rekan-rekannya,” kata Heskey.
Sumber: Mirror