Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Usman Sumantri, mengungkap fakta mengejutkan. Meski 90 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki kebiasaan menyikat gigi, hanya 2,8 persen yang melakukannya dengan benar dan di waktu yang tepat.
"Kesalahan waktu dan teknik membuat manfaat sikat gigi jadi tidak maksimal. Akibatnya, masalah gigi tetap tinggi meski masyarakat merasa sudah merawat gigi setiap hari," kata Usman dalam media briefing Hari Kesehatan Gigi Nasional 2025 pada Kamis, 11 September 2025.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi. Dia menekankan bahwa permasalahan gigi dan mulut masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia.
"Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan 57 persen penduduk usia lebih dari 3 tahun mengalami masalah gigi dan mulut. Namun, hanya 11,2 persen atau sekitar 3 juta orang yang mencari pengobatan," kata Nadia.
Salah Waktu Jadi Masalah Utama
Menurut Nadia, masyarakat Indonesia umumnya menyikat gigi saat mandi pagi dan sebelum tidur malam. Padahal, waktu yang tepat adalah setelah makan.
"Rata-rata orang Indonesia sikat gigi pagi hari saat mandi dan malam sebelum tidur. Padahal, seharusnya setelah makan agar benar-benar membersihkan gigi," ujarnya.
Usman, menambahkan, sisa makanan di mulut yang tidak segera dibersihkan akan mengalami fermentasi setelah delapan jam. Kondisi ini mempercepat pertumbuhan bakteri penyebab karies.
"Menyikat gigi bukan saat bangun tidur lalu langsung gosok gigi, itu sudah tidak sesuai lagi. Sekarang, yang benar adalah sebelum berangkat sekolah atau bekerja," kata Usman.
Selain waktu, teknik juga berperan penting. Nadia menyebut banyak orang hanya menyikat gigi 1–1,5 menit, bahkan sekadar menggosok lalu selesai.
Teknik Menyikat Gigi yang Tepat
Padahal, kesehatan gigi berpengaruh besar terhadap kesehatan tubuh. Misalnya, infeksi gigi pada ibu hamil bisa berdampak pada penyakit jantung bawaan pada anak.
Usman pun menjelaskan teknik menyikat gigi yang benar. "Biasanya mulai dari sisi kiri bawah, lalu ke depan, tengah, kanan bawah, kemudian naik ke kanan atas, ke depan, dan ke kiri atas. Setelah semua segmen selesai, baru dilakukan roll atau gerakan menggulung pada gigi," katanya.
Masalah teknik dan waktu menyikat gigi seharusnya bisa dicegah melalui edukasi sejak anak-anak. Data Riskesdas bahkan menemukan gigi berlubang sudah banyak terjadi pada usia balita.
Oleh sebab itu, penting mengajarkan kebiasaan ini sejak dini, bahkan sebelum gigi tumbuh. "Bayi di bawah 1 tahun memang belum punya gigi, tapi sudah punya gusi. Itu sebaiknya juga dibersihkan dengan sikat khusus gusi," kata Nadia.
Edukasi Sejak Dini Jadi Kunci
Ia menegaskan, jika anak terbiasa menyikat gigi sejak kecil, maka kebiasaan baik ini akan terus terbawa hingga dewasa.
"Mulai dari usia 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, sampai 6 tahun, anak akan terbiasa menyikat gigi dengan benar, bukan asal cepat selesai," ujarnya.