Lusaka, Zambia (ANTARA) - Pemimpin kudeta militer Madagaskar, Kolonel Michael Randrianirina, mengatakan pada Kamis (16/10) bahwa dia terbuka untuk berunding dengan Uni Afrika, yang sehari sebelumnya menangguhkan keanggotaan negara itu setelah Presiden Andry Rajoelina digulingkan.
"Keputusan itu sudah diperkirakan. (Namun) mulai sekarang, akan ada negosiasi di balik layar. Kita lihat saja nanti bagaimana perkembangannya," ujarnya dalam konferensi pers.
Randrianirina mengatakan dia akan dilantik sebagai presiden pada Jumat dalam sebuah upacara yang akan diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Tinggi di ibu kota, Antananarivo.
Namun, Sekjen PBB Antonio Guterres pada hari yang sama mengecam apa yang disebutnya sebagai pergantian pemerintahan yang inkonstitusional di negara kepulauan itu, dan menyerukan kembalinya tatanan konstitusional dan supremasi hukum.
"Sekretaris Jenderal mendorong semua pemangku kepentingan di Malagasi, termasuk kaum muda, untuk bekerja sama mengatasi akar penyebab ketidakstabilan," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya, Stephane Dujarric, seraya menambahkan bahwa Guterres juga mencatat penangguhan keanggotaan negara tersebut oleh Uni Afrika.
Rajoelina, yang dimakzulkan setelah meninggalkan Madagaskar karena takut dibunuh di tengah protes dan pemberontakan militer, mengecam pengambilalihan kekuasaan oleh Randrianirina yang bermula dari demonstrasi Gen-Z yang menuntut pengunduran dirinya, tuntutan yang dia tolak.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Uni Afrika tangguhkan keanggotaan Madagaskar usai kudeta militer
Baca juga: Apa yang terjadi di Madagaskar hingga sang Presiden melarikan diri?
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.