Bogota, Kolombia (ANTARA) - Venezuela telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk menyatakan bahwa serangan mematikan AS terhadap kapal cepat di lepas pantainya adalah ilegal, serta mengeluarkan deklarasi yang mendukung kedaulatan negara tersebut.
Melalui Perwakilan Tetapnya untuk PBB, Samuel Moncada, pemerintah Venezuela juga meminta Dewan Keamanan untuk menegaskan ancaman yang ditimbulkan oleh tindakan-tindakan terlarang itu terhadap pemeliharaan perdamaian di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Moncada mengutip beberapa isu, termasuk eksekusi di luar hukum, konsentrasi pasukan militer AS, retorika agresif AS terhadap Venezuela, dan operasi rahasia CIA yang dirancang untuk melakukan pembunuhan politik.
Dia merujuk pada pernyataan dari Presiden AS Donald Trump, yang mengonfirmasi laporan bahwa dia telah mengizinkan pihak CIA untuk melakukan operasi rahasia di Venezuela.
Trump lebih lanjut mengatakan bahwa AS sedang "mempertimbangkan jalur darat" karena mempertimbangkan serangan lebih lanjut terhadap kartel narkoba di kawasan tersebut.
Sebagai poin ketiga, Moncada mengatakan bahwa pemerintah Venezuela menuntut penghormatan tanpa batas terhadap kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Venezuela sebagai dasar yang sangat diperlukan untuk memelihara perdamaian.
Baca juga: Maduro tolak ambisi imperialis AS di kawasan Karibia
Dia melaporkan telah terjadi total lima serangan ilegal dan 27 korban tewas, seraya mencatat bahwa beberapa korban telah diakui oleh keluarga dan pemerintah mereka sebagai warga negara Kolombia dan Trinidad dan Tobago.
"Ada seorang pembunuh yang berkeliaran di Karibia, haus darah, dan membunuh semua orang yang bekerja di laut," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ancaman-ancaman itu "berdampak pada seluruh kawasan, bukan hanya Venezuela."
Permintaan tersebut diajukan sehubungan dengan serangan terbaru pada 14 Oktober "terhadap warga sipil yang berada di atas kapal kecil yang sedang berhenti di Laut Karibia, beberapa mil dari pantai Venezuela," kata Moncada, yang menuduh AS "mengada-adakan konflik."
"Ada waktu untuk menghentikan kegilaan ini; kami tidak menginginkan perang, dan kami tahu rakyat Amerika tidak menginginkan perang," tambahnya.
Trump telah memerintahkan upaya militer besar-besaran di Karibia selatan, serta pasukannya telah melancarkan setidaknya lima serangan terhadap kapal-kapal di dekat pantai negara Amerika Selatan tersebut.
Dewan Keamanan tidak akan dapat mengambil tindakan apa pun karena AS masih memiliki hak veto. Dewan tersebut bertemu untuk pertama kalinya pekan ini, atas permintaan Venezuela, Rusia, dan China, untuk mengatasi meningkatnya ketegangan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ekonom Brasil: Retorika Trump soal Venezuela mirip skenario Irak 2003
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.