Jakarta (ANTARA) - Kunjungan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva ke Indonesia merupakan momentum penting untuk menegaskan tujuan bersama Indonesia dan Brasil di tingkat dunia, antara lain agenda reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Disampaikan pakar hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, Indonesia dan Brasil sudah menjalin koordinasi intensif yang langgeng di berbagai organisasi internasional, seperti PBB, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan G20.
“Kedekatan Indonesia-Brasil juga bisa berdampak pada upaya reformasi PBB, terlebih keduanya adalah negara berpenduduk besar,” kata Reza merespons pertanyaan ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hubungan Indonesia dan Brasil sudah berjalan lama serta mendalam, dan pertemuan Presiden Lula dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta membuka ruang yang lebih luas untuk pemantapan koordinasi dalam BRICS maupun kerja sama Selatan-Selatan.
Sementara terkait kerja sama di BRICS, Reza memandang “poros Indonesia-Brazil” dapat mengimbangi posisi China yang dominan dalam BRICS, sehingga organisasi tersebut dapat semakin demokratis.
Lebih lanjut, akademisi tersebut menyatakan Indonesia dan Brasil memiliki modal besar untuk semakin meningkatkan hubungan bilateral, khususnya di bidang pembangunan berkelanjutan.
Kedua negara sama-sama memiliki kekayaan hayati, peradaban yang lestari, serta komitmen bersama untuk memajukan kelestarian bumi, kata dia.
Dengan demikian, Reza mendorong Indonesia dan Brazil untuk memperkuat kerja dalam aspek lingkungan hidup, riset dan pengembangan energi terbarukan, otomotif ramah lingkungan, dan kesehatan.
“Untuk jangka pendek, harus ada upaya bersama untuk menggapai hasil terbaik dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,” ucap akademisi itu, menambahkan.
Presiden Lula melakukan kunjungan kenegaraan ke Jakarta pada 22–24 Oktober 2025 sebagai bagian dari lawatannya ke Asia Tenggara. Kunjungan ini merupakan yang kedua bagi Lula setelah kunjungannya tahun 2008.
Seusai pertemuan bilateral, Prabowo dan Lula menyaksikan penandatanganan 8 nota kesepahaman (MoU) yang terdiri atas kerja sama antarinstansi pemerintah dan kerja sama antara badan usaha Indonesia dan badan usaha Brasil.
Lawatan Lula di Jakarta hari ini juga merupakan balasan atas kunjungan Presiden Prabowo ke Istana Kepresidenan Palácio do Planalto di Brasilia, pada 9 Juli 2025.
Baca juga: Indonesia-Brasil tekankan TFFF sebagai skema pembiayaan iklim inovatif
Baca juga: Brasil: TFFF akan kurangi dana bagi negara yang kehilangan hutan
Baca juga: Indonesia perkuat narasi nasional jelang COP30 di Brasil November
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.